Mulai Masuk Masa Tanam, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Minta Petani Lakukan Hal Ini

Yuwono menambahkan, berdasar prakiraan BMKG hujan sd 150 mm terjadi di Oktober, sehinggga diperkirakan musim hujan jatuhnya Oktober 2024.

Galih Priatmojo
Jum'at, 13 September 2024 | 19:33 WIB
Mulai Masuk Masa Tanam, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Minta Petani Lakukan Hal Ini
Ilustrasi pertanian, sawah. (Foto: Dok. YARI-IPB)

SuaraJogja.id - Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul meminta para petani untuk segera mempersiapkan lahan menyambut musim tanam mendatang. Himbauan tersebut mereka keluarkan merujuk dari prakiraan cuaca Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta hujan yang sempat melanda wilayah ini. 

Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rahardja Yuwono menuturkan hujan memang sempat melanda Gunungkidul selama 3 hari berturut-turut beberapa waktu lalu. Namun bukan berarti petani boleh memulai masa tanam

"Belum (masuk) masa tanam. Masih persiapan," ujar dia, Jumat (13/9/2024). 

Yuwono menambahkan, berdasar prakiraan BMKG hujan sd 150 mm terjadi di Oktober, sehinggga diperkirakan musim hujan jatuhnya Oktober 2024. Oleh karenanya  dia meminta agar sisa ubi kayu yang belum dipanen untuk segera dipanen. 

Baca Juga:Begini Tampang Guru Ngaji Mesum di Gunungkidul, Klaim hanya karena Penasaran Cabuli 10 Anak Perempuan

Raharaja mengatakan saat ini luasan tanaman ubi masih normatif. Di mana pada bulan Agustus lalu sudah banyak yang dipanen. Dan mungkin sekarang masih ada yang tersisa sehingga diminta segera untuk dipanen. 

"Segera dipanen agar tidak kena air hujan dan tanahnya segera diolah," pintanya. 

Kemudian, dia berharap agar petani segera mengolah lahan sebagai persiapan musim tanam 2024/2025. Di samping itu, petani segera mulaii menebus pupuk bersubsidi sesuai kuota petani, agar tidak terjadi penumpukan penebusan sehingap ga akan menyulitkan pengangkutan. 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Gunungkidul, luas pertanian berupa sawah di wilayah ini mencapai 14.909,78 hektare. Terluas herada di Kapanewon Semin karena mencapai 3718 hektare dan terkecil berada di Kapanewon panggang yang hanya 14 hektare.

Kontributor : Julianto

Baca Juga:Teknologi AI Diterapkan untuk Deteksi Dini TBC di Gunungkidul, Bagaimana Hasilnya?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini