Menjelang Pilkada Sleman 2024: Ribuan Pengawas Pemilu Kantongi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian

Santunan kematian dan biaya pemakaman sebesar Rp22 juta.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 09 Oktober 2024 | 18:40 WIB
Menjelang Pilkada Sleman 2024: Ribuan Pengawas Pemilu Kantongi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian
Ilustrasi petugas KPPS melayani pemilih di salah satu TPS Pekanbaru, Rabu (14/2/2024). [Suara.com/Eko Faizin]

SuaraJogja.id - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Sleman mendaftarkan 1.987 pengawas pemilu ke BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini dilakukan dalam rangka melindungi keselamatan kerja jajaran pengawas Pemilu Adhoc se-Kabupaten Sleman pada Pilkada Sleman 2024 mendatang.

"Terdapat 1.987 pengawas adhoc yang kami daftarkan yang terdiri dari 170 Panwaslu Kecamatan dan jajaran sekretariat Panwaslu Kecamatan, 86 Panwaslu Kelurahan/Desa, dan 1.731 Pengawas TPS," kata Ketua Bawaslu Kabupaten Sleman, Arjuna al Ichsan Siregar dalam keterangannya, Rabu (9/10/2024).

Disampaikan Arjuna, ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan oleh jajaran Pengawas Pemilu Adhoc dalam kepesertaannya di BPJS Ketenagakerjaan. Termasuk jaminan yang berkaitan kecelakaan kerja dan jaminan kematian.

Untuk jaminan kecelakaan kerja, kata Arjuna, berkaitan dengan pekerjaan di antaranya adalah biaya pengobatan dan perawatan yang tidak terbatas. Kemudian ada santunan upah sementara jika tidak mampu bekerja di enam bulan pertama sebesar 100 persen kali upah sebulan.

Baca Juga:Dituding Tak Netral, Oknum Lurah di Sleman Pukul Sekretaris Kapanewon hingga Berujung Laporan Polisi

"Santunan meninggal karena kecelakaan kerja sebesar 48 kali upah sebulan, santunan kematian dan biaya pemakaman sebesar Rp22 juta, serta biaya homecare maksimal Rp20 juta," ucapnya.

Kemudian untuk jaminan kematian dengan resiko meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja atau sakit, peserta mendapatkan manfaat berupa santunan kematian. Masih ditambah biaya pemakaman dengan total sebesar Rp42 juta

"Dan beasiswa untuk 2 orang anak jika terjadi resiko cacat tetap atau meninggal dunia sebesar Rp174 juta dengan kepesertaan minimal 3 tahun," tandasnya.

Jumlah Partisipasi Pemilih Sleman Ditarget Meningkat

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sleman menargetkan peningkatan jumlah partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 nanti. Apalagi KPU Sleman mencatat ada kenaikan daftar pemilih tetap (DPT) saat Pilkada dibanding Pemilu baik Pilpres maupun Pileg 2024 kemarin.

Baca Juga:PN Sleman Pastikan Tak Ada Hakim Cuti, Persidangan Berjalan Normal

Ketua KPU Kabupaten Sleman, Ahmad Baehaqi, menuturkan kenaikan DPT pada Pilkada 2024 itu mencapai angka 3.000 lebih. Dengan total DPT tercatat sebanyak 853.209 orang.

"DPT Sleman ada 853.209, lebih banyak Pilkada dibanding Pemilu, karena di Pemilu cuma 849.062. Sehingga ini ada peningkatan sekitar 3000 lebih ya," kata Baehaqi saat ditemui awak media, Selasa (24/9/2024).

Peningkatan jumlah pemilih itu, disampaikan Baehaqi, akibat beberapa faktor. Termasuk bertambahnya angka pemilih pemula yang dapat menyumbangkan suaranya pada Pilkada nanti.

"Ya dinamika kependudukan kan ada yang pemilih baru dari 17 tahun ke atas naik dan juga mungkin faktor dinamika kependudukan terkait dengan pindah domisili ke Sleman seperti itu," tandasnya.

Kapanewon Depok masih menjadi wilayah dengan jumlah DPT terbanyak di Kabupaten Sleman. Sedangkan target peningkatan partisipasi pemilih pada Pilkada sendiri diharap lebih tinggi daripada saat Pilkada 2020 lalu.

Baehaqi yakin target tersebut dapat terpenuhi. Mengingat tren cukup baik pada Pemilu dalam hal ini Pilpres yang mencapai 91 persen dan Pileg 87 persen.

"Target tingkat partisipasinya tentunya kami harapkan meningkat dari tahun 2020 yang itu 77 persen," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini