Perjuangan Suryanto Jaga Sungai Lewat Edukasi Ikan Lokal, Basmi Aktivitas Nyetrum hingga Cetak Kader Pelestari Alam

Berangkat dari kegelisahan lingkungannya rusak, Suryanto merintis berdirinya SFF Edu sebagai sarana edukasi kelestarian lingkungan melalui pengenalan ikan lokal di Kulon Progo

Galih Priatmojo
Jum'at, 18 Oktober 2024 | 11:17 WIB
Perjuangan Suryanto Jaga Sungai Lewat Edukasi Ikan Lokal, Basmi Aktivitas Nyetrum hingga Cetak Kader Pelestari Alam
Kolase foto Suryanto berlatar papan ajakan melestarikan lingkungan dan ketika melakukan edukasi ikan lokal bersama para pelajar TK di Padukuhan Carikan, Kelurahan Bumirejo, Kapanewon Lendah, Kulon Progo. [Suarajogja/Galih Priatmojo]

Bermula dari Edukasi Ikan Hias

Edukasi yang dilakukan Suryanto menggunakan medium ikan sudah dimulai semenjak masih berkecimpung dalam budidaya ikan hias jenis koi.

Dari yang awalnya bisnis semata, belakangan, pemuda berusia 33 tahun itu turut memberikan edukasi kepada para pelanggannya.

"Kalau budidaya ikan koi sudah mulai dari tahun 2012. Awalnya ya cuma jual, tapi pelihara ikan koi itu kan gampang-gampang susah, di kemudian hari saya inisiatif kasih edukasi juga ke calon pembeli supaya bisa memelihara dengan baik," terangnya.

Baca Juga:Kulon Progo Membentuk Tim Revitalisasi Pendidikan untuk serap Tenaga Kerja

Untuk memfasilitasi upayanya memberi edukasi ikan hias, Suryanto kemudian mendirikan Surya Fish Farm Education atau SFF Edu pada 2015.

Dengan modal sebagian dari hasil penjualan ikan hias, ia membangun sebuah pendopo dan beberapa kolam budidaya yang dipakai sebagai media edukasi.

"Ya kalo bicara modal ya lumayan mas, ngga kurang dari Rp30 juta ya bahkan lebih karena saya ya bangun pendopo, beli akuarium sama bangun kolam-kolam ini buat edukasi yang tertarik budidaya ikan hias," bebernya.

Pendekatan berbisnis ikan hias sembari mengedukasi itu sempat membuatnya dijauhi sesama pedagang.

"Ya saya taunya itu mulai susah jualan waktu itu, sesama teman pedagang juga sikapnya berbeda dengan saya semenjak aktif mengedukasi para calon pembeli ikan hias," ungkapnya.

Baca Juga:BPBD Kulon Progo Ajukan Perpanjangan Status Tanggap Darurat Kekeringan

Tapi pada 2015, situasi berbalik. Caranya berdagang ikan hias sembari mengedukasi justru kemudian ditiru para pedagang lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak