Mahasiswa UNY Berhasil Sulap Limbah Sampah Jadi Suplemen Tanaman

Brams menuturkan bahwa proses tersebut memiliki sejumlah keunggulan. Selain mudah dilakukan, cepat mencegah terjadinya pembusukan pada sampah organik

Galih Priatmojo
Selasa, 26 November 2024 | 13:14 WIB
Mahasiswa UNY Berhasil Sulap Limbah Sampah Jadi Suplemen Tanaman
Ilustrasi sampah menumpuk. [Ist]

SuaraJogja.id - Tim dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berkolaborasi mengolah sampah organik menjadi suplemen cair dan padat untuk tanaman berbasis nanomaterial karbon.

Anggota tim dosen UNY Wipsar Sunu Brams Dwandaru dalam keterangannya di Yogyakarta, Selasa, mengatakan inovasi itu berangkat dari permasalahan serius soal menumpuknya sampah di masyarakat, seperti munculnya bau tidak sedap, penyakit, maupun berkurangnya kualitas lingkungan.

"Diperlukan upaya penanganan sampah organik yang menyeluruh dan berkesinambungan untuk mengatasi berbagai masalah sampah," ujar dia.

Salah satu alternatif penanganan sampah organik tersebut melalui nanoteknologi, khususnya nanomaterial karbon dengan cara reuse dan recyle sampah organik menjadi suplemen cair dan padat untuk tanaman. Upaya itu sekaligus untuk mewujudkan zero waste community berbasis ekonomi sirkular.

Baca Juga:Akibat Gaya Hidup FOMO, Mahasiswa Paling Banyak Terjebak Pinjol

Praktik pengolahan sampah organik atau sampah makanan rumah tangga berupa sisa makanan menjadi nanomaterial karbon tersebut dilaksanakan dalam kerangka Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) di Kelurahan Warungboto, Kota Yogyakarta.

Kegiatan pengabdian tersebut didukung oleh dana dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Dikti tahun 2024.

Wibsar Sunu Brams menjelaskan pembuatan suplemen berbahan dasar sampah organik dimulai dengan pengumpulan sampah dari masyarakat.

"Sampah tersebut, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari selama satu sampai dua hari. Setelah kering, sampah organik dimasukkan ke dalam oven bersuhu 200 - 250 derajat Celcius selama 30 - 60 menit hingga berubah menjadi cokelat kehitaman, tanda terjadinya karbonisasi," ujar dia.

Selain menggunakan oven, proses pembakaran juga bisa dilakukan dengan cara disangrai menggunakan api besar, setelah sampah menjadi arang, kemudian dihaluskan menggunakan lesung atau alat serupa.

Baca Juga:Menteri LH Geram, DPRD Sebut Pemkot Jogja Tak Serius Tangani Sampah

Serbuk arang organik tersebut kemudian dicampur dengan air dan direndam selama satu hingga dua hari, diakhiri pemisahan padatan dan cairan dalam larutan yang telah diendapkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini

Tampilkan lebih banyak