Warga DIY Tentukan Pilihan Berdasarkan Falsafah Jawa, Peneliti Tawarkan Konsep Demokrasi Kebudayaan di Pemilu 2029

Jumlah responden dipilih dari 7 daerah pemilihan (dapil) yang tersebar di Provinsi DIY.

Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 05 Desember 2024 | 18:49 WIB
Warga DIY Tentukan Pilihan Berdasarkan Falsafah Jawa, Peneliti Tawarkan Konsep Demokrasi Kebudayaan di Pemilu 2029
Sejumlah narasumber memberikan paparan terhadap hasil riset Pemilu 2024 pada FGD Laporan Akhir Kajian Pemilh Pemilu di Hotel Grand Sarela, Sleman, Kamis (5/12/2024). [Suarajogja.id/Baktora]

SuaraJogja.id - Partisipasi pemilih di DIY sejauh Pemilu 2024 berjalan, tergolong baik. Tak hanya itu, bahkan sejumlah riset menunjukkan bahwa karakter pemilih di DIY memiliki keunikan sendiri.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DIY melakukan sejumlah riset bagaimana pemilih DIY menggunakan hak suaranya sebelum menentukan pilihannya.

Ketua Tim Riset sekaligus Konsultan Kesbangpol DIY, Ranggabumi Nuswantoro mengungkapkan ada sekitar 800 responden yang menjadi subjek riset survei.

Jumlah itu dipilih dari 7 daerah pemilihan (dapil) yang tersebar di Provinsi DIY dengan kriteria para pemilih telah menggunakan hak suaranya sejauh Pemilu 2024 bergulir.

Baca Juga:Survei Kajian Perilaku Pemilih dalam Pemilu 2024 Soroti Partisipasi Generasi Z di DIY

Dari risetnya, perilaku pemilih di DIY dipengaruhi oleh tiga hal, yakni pengetahuan politik, partai politik dan deliberasi politik. Rangga sapaan akrabnya menyebut ketiga hal ini yang berperan cukup besar.

"Jadi pemilih ini mencari tahu seberapa besar kandidat mengetahui soal politik yang ada di Jogja. Termasuk rekam jejak kandidatnya," ujar Rangga dalam FGD Laporan Akhir Kajian Perilaku Pemilih Pemilu yang dilaksanakan di Hotel Grand Serela, Sleman, Kamis (5/12/2024).

Rangga tak menampik karakter pemilih saat menentukan kandidat yang mereka coblos berlandaskan norma serta ideologi warga DIY sebagai masyarakat Jawa.

Menukil dari riset yang ia lakukan, sebanyak 82,5 persen responden cukup menjunjung tinggi istilah Sangkan Paraning Dumadi, Hamemayu Hayuning Bawana dan Manunggaling Kawula Gusti.

"Jadi dari survei yang kami buat, jika dikaitkan dengan politik, tindak tanduk warga dalam aktivias politik dinaungi oleh falsafah Jawa ini," ungkap dia.

Baca Juga:Antisipasi Konflik Susulan, Pemda DIY Gelar Konsolidasi Bahas Demo Mahasiswa Papua yang Pecah di Kota Jogja

Pemilih, lanjut Rangga merefleksikan kegiatan politik sebagai bagian dari pengejawantahan dirinya sebagai orang Jawa untuk mencapai hakekat hidup yang baik dan selaras dengan kehendak Tuhan.

"Refleksi ini beririsan dengan proses warga menilai kualitas kandidat [dalam konteks pemilu] dan menentukan pilihannya," ujar dia.

Dengan begitu, karakter pemilih di DIY yang berbeda ini menjadi temuan menarik bagi periset dalam melihat perkembangan politik di Indonesia.

Rangga bahkan menawarkan konsep Demokrasi Kebudayaan yang bisa diimplementasikan terhadap pemilih pada Pemilu selanjutnya.

"Hasil survei ini menarik untuk ditindaklanjuti karena konsep demokrasi berkebudayaan yang berkaitan dengan ideologi warga DIY. Yang perlu digarisbawahi warga Jogja berpolitik tanpa meninggalkan budaya mereka," ujar dia.

Sementara Kabid Politik Dalam Negeri (Poldagri) Kesbangpol DIY, Bagas Senoadji mengungkapkan hasil survei ini tentu membantu instansinya dalam peningkatan partisipasi Pemilu ke depan.

"Ada hasil, nanti menjadi acuan untuk pemda, bahkan parpol dalam meningkatkan partisipasi pemilih saat pemilu pemilu lainnya," ujar dia.

Tak hanya itu munculnya riset karakter para pemilih juga menjadi catatan Kesbangpol dalam pendidikan politik warga Jogja yang bisa diadaptasi warga daerah lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak