SuaraJogja.id - Nasib tragis dialami oleh DS, pelajar SMK Gunungkidul ini. Bocah asal Kapanewon Paliyan, Gunungkidul ini menjadi korban penyekapan dan penganiayaan oleh dua orang dewasa awal pekan ini.
Akibat kekerasan yang ia alami, bocah ini mengalami trauma dan takut untuk pergi ke sekolah. Kasus ini kini tengah ditangani oleh Polsek Playen karena lokasi kejadian ada di Kapanewon Playen.
Orangtua korban, K menuturkan peristiwa penganiayaan dan penyekapan ini terjadi pada Senin (7/12/2024) dini hari lalu. Aksi penganiayaan dan penyekapan ini terjadi di sebuah kandang ayam di Kalurahan Ngunut Kapanewon Playen.
"Jadi anak saya dianiaya dan sempat disekap ndak boleh pulang kalau ndak ngasih uang," kata orang tua korban, dikutip Sabtu (14/12/2024).
Peristiwa ini bermula ketika Senin malam sekitar pukul 21.00 WIB anaknya ditelepon oleh temannya. Anaknya diminta untuk datang ke kandang ayam di Kelurahan Ngunut karena ingin dikenalkan dengan teman-temannya yang lain.
K mengatakan berdasarkan keterangan anaknya sesampai di kandang tersebut dia kemudian minum-minuman keras bersama dua orang temannya yang berinisial P dan T. Lewat tengah malam T meminta kaos yang dikenakan oleh DS.
"Anak saya menolak dan beralasan kalau kaos itu hanya meminjam," kata K.
Mungkin karena di bawah pengaruh minuman keras T kemudian mengajak DS untuk keluar kandang ke jalan di depan kandang yang penerangannya sangat minim. Di tempat tersebut T langsung menganiaya DS dengan memukulinya.
Tak hanya memukul T juga melakukan penusukan terhadap korban DS di leher dan di dada. Korban DS Tidak mengetahui alat yang digunakan untuk menusuknya tersebut. Aksi penganiayaan yang dilakukan oleh T terhadap DS berhenti ketika P melerainya.
Baca Juga:Kronologi Pria Tewas Dianiaya di Sleman, dari Pesta Miras Hingga Ditemukan Tak Bernyawa
"T kemudian masuk ke kandang dan P bersama anak saya [DS]," tambahnya.
Di tempat itu pula ternyata P juga melakukan penganiayaan terhadap DS. P sempat menghajar DS dengan dengkulnya sebanyak tiga kali. Bahkan P juga melakukan penusukan terhadap DS menggunakan gunting.
P melakukan penusukan sebanyak 5 kali di dada dan punggung korban. Namun yang meninggalkan luka cukup dalam hanya 3 tusukan yaitu di bagian punggung. Aksi penganiayaan tersebut baru berhenti ketika di korban memohon ampun.
"Setelah itu anak saya dibawa ke kandang dan dimintai uang. Kalau tidak memberi uang maka tidak boleh pulang," tuturnya.
Kepada korban, kedua pelaku memintan uang sebesar Rp200 ribu. Namun DS menolak karena tidak membawa uang sama sekali. Saat itu, kondisi masih dinihari, DS menghubunginya agar menrasfer uang yang diinginkan.
K yang merasa curiga kemudian bertanya kepada anaknya tujuan untuk meminta kiriman uang tersebut. K bersikukuh tidak ingin mengirimkan uangnya jika DS tidak pulang terlebih dahulu. Namun DS menolaknya dan mengaku akan bercerita kalau sudah pulang nantinya.
"Senin pagi sekira pukul 07.00 WIB, istri saya transfer uang yang diminta. Baru setelah itu anak saya diperkenankan pulang," terangnya.
Sampai di rumah, korban kemudian menceritakan peristiwa yang menimpanya. K yang mendengar cerita itu langsung tidak terima dan mengajak anaknya untuk melaporkan kejadian itu ke Polsek Playen. Namun DS menolak dengan alasan ketakutan karena diancam oleh pelaku.
Akhirnya K mendatangi dukuh untuk meminta saran. Dan akhirnya dukuh membujuk korban untuk bersedia melaporkan peristiwa itu ke Polisi. Senin sore, mereka kemudian melaporkan peristiwa itu ke polisi.
Kapolsek Playen, AKP Sigit Tedja Permana ketika dikonfirmasi membenarkan peristiwa tersebut. Kini pihaknya tengah melakukan penyelidikan berkaitan dengan aksi penganiayaan dan penyekapan yang dialami oleh seorang pelajar sebuah SMK di Gunungkidul ini.
"Kami sudah tangani. Kami mulai melakukan pemeriksaan para saksi," ujar dia.
Kontributor : Julianto