Siklon Tropis Sean Lumpuhkan Nelayan Gunungkidul, Seminggu Tak Melaut

Sugeng Titin, menyebutkan bahwa para nelayan secara bergiliran menjaga perahu mereka untuk mengantisipasi kerusakan akibat gelombang besar.

Muhammad Ilham Baktora
Senin, 20 Januari 2025 | 11:30 WIB
Siklon Tropis Sean Lumpuhkan Nelayan Gunungkidul, Seminggu Tak Melaut
Ilustrasi Nelayan (Pexels/Quang Nguyen Vinh)

SuaraJogja.id - Gelombang tinggi yang disebabkan oleh pengaruh siklon tropis Sean di Samudra Hindia sebelah Barat Australia telah melanda kawasan pantai selatan Gunungkidul selama sepekan terakhir.

Akibatnya, para nelayan memutuskan untuk menghentikan aktivitas melaut. Selain demi keselamatan, minimnya hasil tangkapan ikan juga menjadi alasan mereka memarkirkan perahu di dermaga.

Ketua Nelayan Pantai Baron, Sugeng Titin, menyebutkan bahwa para nelayan secara bergiliran menjaga perahu mereka untuk mengantisipasi kerusakan akibat gelombang besar yang sewaktu-waktu dapat menghantam dermaga.

"Gelombang tinggi ini cukup ekstrem. Selain itu, ikan sedang sepi. Jadi kami memilih untuk tidak melaut dan menjaga perahu agar tidak rusak. Sudah seminggu ini kami tidak melaut," kata Sugeng, Senin (20/1/2025)

Baca Juga:Mengurai Nasib Nelayan Gunungkidul: Terjerat Gaya Hidup Hedon hingga Minim Perlindungan

Tidak melaut bukan berarti para nelayan hanya berdiam diri. Mereka mengisi waktu dengan berbagai kegiatan produktif seperti bertani, memperbaiki alat tangkap seperti jaring dan pancing, hingga berburu tanaman di perbukitan untuk dijadikan bonsai.

Sementara itu, para nelayan berharap agar kondisi segera membaik sehingga mereka dapat kembali melaut dan mencari nafkah seperti biasa. Saat ini para nelayan hanya bisa bersabar dan berdoa agar gelombang tinggi ini segera berlalu.

"Musim tanam sudah selesai, jadi sekarang kami hanya memupuk dan menyiangi tanaman yang ada. Selain itu, kami juga berburu bonsai untuk dijual. Waktu seperti ini juga kami gunakan untuk memperbaiki alat tangkap agar siap saat cuaca kembali normal," jelas Sugeng.

Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta, Warjono, mengungkapkan bahwa siklon tropis Sean membentuk belokan angin (shearline) dan pertemuan angin (konvergensi) di wilayah Pulau Jawa, termasuk DIY. Hal ini berpotensi menimbulkan cuaca buruk dengan intensitas hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang.

"Profil vertikal kelembapan udara di wilayah DIY berada pada level 70-95 persen, yang mendukung pertumbuhan awan hujan. Suhu permukaan air laut yang hangat juga meningkatkan potensi hujan lebat," ungkap Warjono.

Baca Juga:Jumlah Nelayan Meninggal Saat Melaut Semakin Banyak, DKP Sebut Tak Ada yang Tercover Asuransi

BMKG memprakirakan cuaca ekstrem ini akan berlangsung hingga 22 Januari 2025, dengan wilayah seperti Bantul bagian Selatan, Sleman, Kulon Progo, dan Gunungkidul bagian Selatan sebagai area yang paling berisiko.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan pohon tumbang, terutama di wilayah rawan bencana.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak