SuaraJogja.id - Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo baru saja memunculkan ide penggunaan pampers untuk kuda andong.
Pampers ini dipasang untuk mengatasi bau pesing akibat kencing kuda di kawasan Malioboro pasca munculnya keluhan wisatawa yang mencium bau pesing saat libur Lebaran 2025 lalu.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengakui, ide tersebut masih jadi wacana. Namun pampers tersebut benar-benar jadi pemikirannya.
"Tapi menjadi apa, beban pikiran saya. Memang saya harus memikirkan pampers kuda itu. Memang itu unik juga, tapi harus dipikirkan," papar Hasto di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat (11/4/2025).
Baca Juga:'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
Menurut Hasto, sebelum mengambil kebijakan, dirinya masih mempelajari dulu tentang kondisi sehari-hari kuda.
Misalnya berapa volume kencing yang dihasilkan kuda, berapa kali sehari binatang tersebut kencing dan lainnya.
"Menjadi pemikiran saya itu bagaimana menampung kencing kuda itu supaya lebih baik entah itu pampers atau apa. Karena perlu kita pelajari dulu kuda itu kencing jam berapa, volumenya berapa saya akan pelajari," ungkapnya.
Karenanya alih-alih menggunakan pampers, Pemkot dalam waktu dekat akan melakukan penertiban andong-andong d Malioboro.
Salah satunya memastikan setiap andong berada di parkir khusus andong yang berada di cekungan sisi barat Malioboro.
Baca Juga:Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
Meski diakui hingga saat ini masih banyak becak motor yang parkir di cekungan alih-alih andong. Karenanya melalui penertiban becak motor, maka semua andong bisa parkir secara tertib. Petugas kebersihan akan lebih mudah membersihkan kotoran maupun kencing kuda.
"Karena andong ini kan parkirnya sering belum tentu di tempat-tempat yang sudah pada cekungan-cekungan itu lah [karena digunakan becak motor]. Kalau nanti parkirnya itu tertib di cekungan-cekungan itu kita mengkondisikannya di cekungan-cekungan itu kan lebih mudah," ujarnya.
Sebelumnya Ketua Paguyuban Kusir Andong, Purwanto, mengungkapkan ide pampers kuda bisa saja direalisasikan.
Wacana seperti itu sudah muncul sejak era Wali Kota Heri Zudianto dengan membuat kantong kotoran kuda di setiap andong.
"Tapi kita belum tahu dengan Bapak Hasto ini mau gimana," jelasnya.
Purwanto menambahkan, sebenarnya bau pesing yang tercium di kawasan Malioboro tidak hanya berasal dari kencing kuda. Namun bau tersebut juga muncul dari warga dan wisatawan yang berkunjung.
Ada beberapa titik di belakang halte yang berbau pesing. Bau tersebut dipastikan merupakan kencing manusia alih-alih kuda andong.
Apalagi para kusir andong mempunyai aturan untuk membawa pewangi dan air. Setelah kuda mereka kencing, kusir kan menyiram dengan pewangi dan air.
"Kalau kencing di Malioboro pun dari pemkot sudah menyiapkan kran air itu, untuk nyemprot. Dan saya juga tidak melempar tanggung jawab. Ya dilihat sendiri, coba dilihat siapa saja yang kencing terus yang di halte itu, bisa dicek sendiri," imbuhnya.
Pemkot mengatakan tempat penampung kotoran kuda yang tidak memadai menjadi penyebab utama.
Alhasil kondisi kotoran dan urin kuda yang basah itu sering tercecer di beberapa ruas jalan Malioboro.
Selain feses, persoalan urine yang menyebar ke berbagai arah, terutama ketika kuda jantan buang air juga belum terselesaikan.
Hal ini membuat kotoran menjadi basah dan makin menimbulkan bau tidak sedap.
Secara terpisah, Kepala UPT PKCB Kota Jogja Ekwanto menuturkan sudah melakukan penyemprotan rutin kawasan Malioboto setiap hari oleh petugas kebersihan.
Pembersihan total pun kembali dilakukan kemarin usai menerima keluhan bau pesing itu.
"Kami bersihkan lagi dengan sabun supaya benar-benar clear area tersebut," tutur Ekwanto.
Kontributor : Putu Ayu Palupi