PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta

Kasus bermula saat korban pertama kali berkenalan dengan pelaku melalui media sosial.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 17 April 2025 | 16:15 WIB
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
Kasus pemerasan di Sleman diungkap oleh Polresta Sleman pada Kamis (17/4/2025). [Hiskia/Suarajogja]

SuaraJogja.id - Seorang perempuan berinisial WS (55), seorang PNS asal Tirtoadi, Sleman, menjadi korban tindak pidana pemerasan dan penyekapan oleh dua orang yang baru dikenalnya lewat media sosial. Berdasarkan keterangan polisi, korban disekap selama beberapa hari.

Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian mengatakan kasus ini terjadi pada Sabtu, 22 Maret 2025 dan dilaporkan oleh anak korban pada 3 April 2025 lalu.

Kasus bermula saat korban pertama kali berkenalan dengan pelaku melalui media sosial.

"Dari perkenalan tersebut, si korban dan pelaku saling bertukar nomor WA dan akhirnya saling chat. Kemudian pelaku mengajak korban untuk buka puasa bareng, soalnya saat itu masih Ramadan," kata Adrian, saat rilis kasus di Mapolresta Sleman, Kamis (17/4/2025).

Baca Juga:Wartawan Gadungan Peras Warga, Polresta Sleman Dalami Kaitan Kasus Serupa di Polda Metro Jaya

Menyetujui ajakan pelaku, korban akhirnya bertemu dengan pelaku untuk buka puasa bersama. Namun sesampainya di lokasi, korban langsung dibawa masuk ke mobil oleh pelaku.

Ternyata, korban baru sadar ketika berkenalan ada dua orang di dalam mobil itu, yang merupakan sepasang pria dan wanita.

Kedua pelaku, yakni pria berinsial BAP (24) dan perempuan KKP (28) yang diketahui merupakan pasangan kekasih dan berasal dari Lampung. Mereka tinggal di sebuah kos di daerah Piyungan, Bantul.

"Korban sempat disekap dan barang-barang milik korban sempat dirampas dan diambil dan dikuasai oleh para pelaku, berupa HP dan sebagainya," tandasnya.

Pelaku Mengaku Polisi

Baca Juga:Fambi Mait Teme, Pameran Foto Mengajak Publik Menyelami Solusi Konkret Krisis Lingkungan

Disampaikan Adrian, untuk memperdaya korban, pelaku pria berinisial BAP sempat mengaku sebagai anggota polisi yang bertugas di Polres Bantul.

"Pelaku waktu saat itu mengaku seorang anggota polisi yang berdinas, kalau sesuai dengan KTA yang kita dapati berdinas di Polres Bantul. Itu yang membuat korban tertarik untuk berkenalan bersama pelaku tersebut," ucap Adrian.

Bermodal data-data pribadi dan ponsel korban, pelaku menghubungi semua orang yang ada di kontak ponsel korban untuk meminjam uang. Ada beberapa kawan atau sanak saudara dari pelaku yang sempat korban yang bahkan sempat mengirimkan.

"Ada yang mengirim Rp500 ribu, ada yang mengirim Rp1 juta, ya kalau sempat kemarin penyidik menghitung itu ya kurang lebih hampir Rp10 juta," tuturnya.

Puncaknya, pelaku mengirim foto korban dalam kondisi terikat tangan dan mata kepada anak korban.

Bahkan pelaku turut mengirim foto senjata yang diketahui kemudian hanya merupakan korek api berbentuk pistol.

Namun, akibat kiriman chat tersebut secara psikologis sangat mengintimidasi anak korban.

Sehingga anak korban sempat mengirimkan uang senilai Rp1 juta dari total yang diminta sebesar Rp50 juta.

Anak korban yang panik dan ketakutan kemudian melaporkan polisi terkait kejadian tersebut.

Berdasarkan penyelidikan, polisi memancing pelaku untuk mengambil mobil rental di daerah Kasihan.

Pelaku diketahui sempat menggunakan HP dan identitas korban untuk menyewa mobil tersebut.

"Saat pelaku datang untuk mengambil mobil sewaan, langsung kami tangkap dan baru dilakukan pengembangan dan berhasil menemukan lokasi penyekapan korban," terangnya.

Dua pelaku pemerasan di Sleman ditangkap polisi, Kamis (17/4/2025). [Hiskia/Suarajogja]
Dua pelaku pemerasan di Sleman ditangkap polisi, Kamis (17/4/2025). [Hiskia/Suarajogja]

Disekap di Mobil dan Diajak Keliling ke Luar Kota

Kasubnit III Satreskrim Polresta Sleman, Ipda Hauzan Zaky Rizqullah menambahkan bahwa selama disekap, korban ditempatkan di bagasi mobil dalam keadaan terikat.

Secara total korban disekap selama lima hari empat malam dengan dibawa keliling hingga ke luar daerah.

"Nah, itu sepanjang hari-hari penyekapan [korban] diajak muter sampai ke Cilacap, sampai ke Kebumen, baru akhirnya balik lagi lewat Gunungkidul, kembali lagi ke Jogja, karena memang identitas dari korban itu Jogja. Sehingga akan lebih mudah mungkin menyewa kendaraan rental itu di Jogja," ungkap Zaky.

"Untuk korban sendiri ketika disekap itu di belakang mobil di bagasi dalam kondisi terikat tapi pengakuan korban juga bahwa sehari-hari ketika dia disekap masih diberi makan dengan cara disuapi oleh terduga pelaku," tambahnya.

Menurut keterangan korban, pelaku tak hanya menyekapnya saja. Melainkan juga sempat melakukan penganiayaan terhadap korban.

"Ketika minta beberapa informasi pribadi aja seperti password HP, kemudian PIN ATM, kemudian informasi mobile bank. Nah, itu baru ada beberapa terjadi kejadian penganiayaan menurut pengakuan korban," tandasnya.

Diketahui, modus seperti ini bukan kali pertama dilakukan pelaku, meskipun sebelumnya tidak separah kasus WS.

"Beberapa kali pelaku melakukan kencan online dan meminjam uang dari korbannya, tapi baru kali ini sampai pada tahap separah ini berupa penyekapan," ucapnya.

Polisi masih mendalami kemungkinan pasal tambahan terkait pemalsuan identitas dan alat bukti lain.

Saat ini pelaku dijerat dengan Pasal 368 KUHP dan atau Pasal 333 KUHP te

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak