Rizki Rahma: Dalang Perempuan di Antara Bayang-bayang Maskulinitas

Hadir ada sosok perempuan yang menghidupkan tokoh-tokoh pewayangan. Ia adalah Rizki Rahma Nur Wahyuni atau akrab disapa Kirey, dalang perempuan asal Bantul.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 22 April 2025 | 10:44 WIB
Rizki Rahma: Dalang Perempuan di Antara Bayang-bayang Maskulinitas
Pementasan wayang oleh dalang perempuan, Rizki Rahma Nur Wahyuni. (Dokumentasi: Pribadi).

Saat ini, selain menjadi pekerja tetap, dia tetap meluangkan waktu jika ada undangan workshop atau pengenalan budaya. Mengajar wayang kepada anak-anak luar kota yang datang ke Jogja.

"Lebih pengennya sih ke anak-anak karena lebih jangka waktu lebih panjang," ucapnya, berharap suatu hari kelak, ada di antara mereka yang makin tertarik dan kemudian ikut tergerak itu menjaga budaya itu.

Kini, di sela pekerjaan tetapnya yang padat, Rahma tetap menyisihkan waktu untuk proyek-proyek kecil, seperti workshop atau pentas pendek.

Rahma bilang bahwa pertunjukan wayang kini belum seramai dulu sebelum pandemi Covid-19. Ia mengenang masa ketika ayahnya, yang juga seorang dalang, bisa tampil tiga hingga empat kali dalam sebulan setiap akhir pekan. 

Baca Juga:Lestarikan Tradisi, Pentas Wayang Dies Natalis Fakultas Filsafat Tampilkan Dalang Mahasiswa

Tak yakin situasi yang belum sepenuhnya kembali normal atau mungkin memang era itu sudah bergeser. Walaupun memang, dia menambahkan, pertunjukan wayang saat ini masih sesekali ditemukan di daerah-daerah seperti Gunungkidul atau Bantul, terutama dalam rangkaian acara tradisional seperti bersih desa. 

Lakon-lakon andalannya yakni Wahyu Cakraningrat, Anoman Duta, dan Wahyu Purbo Sejati. Setidaknya pada lakon-lakon itu, dia sudah hafal di luar kepala, meski belum berani mengimprovisasi lebih jauh seperti sang ayah.

Pementasan wayang oleh dalang perempuan, Rizki Rahma Nur Wahyuni. (Dokumentasi: Pribadi).
Pementasan wayang oleh dalang perempuan, Rizki Rahma Nur Wahyuni. (Dokumentasi: Pribadi).

Dia bersyukur sudah lebih dari 20 tahun sejak Rahma pertama kali menyentuh wayang sebagai dalang cilik tapi tak ada suara miring tentang kehadiran suara perempuan dalam posisi dalang. Sambutan yang datang justru cukup positif. 

"Sejauh ini enggak sih, malah justru yang warga-warga di daerah itu antusias, apalagi anak-anak, 'oh, dalange wedok lho' gitu. Walaupun ya ndak sebagus dalang cowok, karena kan dari segi stamina, terus kayak gerakan," ucapnya.

Satu hal pasti, semangatnya untuk tetap melestarikan budaya tak pernah surut. Ia ingin wayang tetap hidup bukan sebagai kenangan masa lalu, tapi sebagai cerita yang terus tumbuh bersama waktu.

Baca Juga:Merasa Ada Perlakuan Berbeda, Keluarga Salah Satu Tersangka Curas Tuntut Polres Bantul Segera Tangkap Dalangnya

Ia memang bukan dalang biasa. Di usia 29 tahun, ia termasuk langka, bagaimana tidak, seorang perempuan yang tetap memilih menekuni dunia pedalangan di tengah riuhnya zaman yang makin asing dengan seni tradisi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak