Menurut Romo Bobby, kehangatan pribadi Paus sangat terasa, tidak hanya lewat sapaan, tetapi juga lewat tindakan nyata. Paus disebutnya sangat peduli terhadap para imigran, pengungsi, serta umat Muslim yang mencari perlindungan di Eropa.
"Paus ini juga sosok yang begitu peduli pada imigran, saudara-saudari Muslim yang jadi pengungsi, melintasi Afrika Utara lewat laut itu sampai ke Lampedusa di Italia Selatan, bertaruh nyawa di sana demi mencari kehidupan yang lebih aman di Eropa," ucapnya.
Tak sampai di situ ada kisah lain yang membuat Romo Bobby kagum dengan sosok Paus Fransiskus, yakni kebiasaan Paus Fransiskus makan bersama para pemulung dan gelandangan.
Lebih-lebih, Paus ikut membangun kamar mandi umum di sekitar Vatikan. Tujuannya sederhana, agar para tunawisma bisa menjaga kebersihan dengan layak.
"Beliau membangun toilet dan kamar mandi yang layak untuk gelandangan yang ada di sekitar Vatikan itu. Itu adalah kebaruan, perhatian sederhana," tuturnya.
Diketahui Paus Fransiskus memilih Basilika Santa Maria Maggiore sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Sebuah gereja, yang kata Bobby memang penuh makna simbolik. Salah satunya tentang kisah mukjizat salju yang hadir di gereja tersebut saat musim panas.
Romo Bobby menilai, kepemimpinan Paus Fransiskus layaknya mukjizat tersebut. Musim salju yang hadir di musim panas dunia, sejuk, menenangkan, dan melampaui ekspektasi.
"Bagi saya, itu simbolis, Paus adalah musim salju di musim panas dunia dengan konflik, peperangan, dihantam pandemi yang kita lalui bersama," pungkasnya.
Baca Juga:Tetap Khusyuk Meski Daring, Dosen Ini Rasakan Berkat Paus Fransiskus dari Yogyakarta