Kejadian tersebut tersulut setelah para debt collector menantang ojol untuk menerjunkan massa. Karena tak terima, komunitas yang tergabung dari berbagai ojek Online ini mendatangi para DC di sekitar Babarsari, Sleman.
Kedua kelompok tersebut bersitegang dan sempat membuat macet akses jalan di sekitar Selokan Mataram arah Seturan, Condong Catur, Sleman.
Perseteruan tersebut juga sempat pecah di Jalan Ring Road Utara, tepatnya di sekitar kantor Grab DIY. Para DC yang sebelumnya menantang balik diduga mengintimidasi pegawai Grab.
Hal itu langsung direspon oleh ojol untuk mendatangi lokasi memberi bantuan. Sempat terjadi lemparan batu termasuk kayu-kayu untuk membela diri.
Baca Juga:MBG Dihantui Keracunan: Cium, Lihat, Rasakan! Tips Jitu Dokter UGM Hindari Makanan Basi
Polsek Depok Timur saat itu turun tangan untuk menghentikan aksi tawuran tersebut.
Beberapa orang termasuk dari DC dan perwakilan ojol diajak mediasi di kantor Polsek Depok Timur, namun hal itu tak kunjung menemukan titik terang
Kasus tersebut terus berlanjut hingga sepekan lamanya. Dua kubu diminta untuk tidak membuat gaduh sembari kepolisian di Sleman melakukan mediasi antar dua kelompok.
Perseteruan antara ojol dan DC di Jogja memang kerap memunculkan kritikan terhadap warga pendatang.
Tak hanya itu, dari pihak DC sendiri memang berusaha membuat aturan dan jalan tengah, namun kasus ini kerap muncul karena antara DC dan pelanggan salah paham.
Baca Juga:Joki dan Kecurangan Marak di Kampus, Dosen UGM Usulkan Reformasi Radikal
Namun di luar kasus penarikan motor oleh DC, kasus yang terjadi di pintu gerbang UGM memang berbeda, namun karena kesalahpahaman.
Peristiwa itu juga menjadi viral di media sosial.
Bahkan solidaritas komunitas ojol yang ada di wilayah DIY dan sekitarnya melakukan demo dan menekan pihak Polsek Bulaksumur hingga malam hari untuk segera mengusut dan menangkap pelaku pemukulan.