Proses verifikasi imi menjadi tahap krusial sebelum menentukan peserta yang benar-benar layak diterima.
Tidak hanya aspek administratif, komitmen anak dan dukungan orang tua juga menjadi perhatian utama dalam verifikasi tersebut.
"Kami perlu memastikan calon siswa berasal dari keluarga miskin dan terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial, khususnya pada desil 1. Jangan sampai anak ingin sekolah, tetapi tidak diizinkan orang tua karena harus tinggal di asrama," ujar dia.
Endang menambahkan, proses verifikasi calon siswa tengah dilakukan saat ini.
Baca Juga:Jadi Tim Penyusun Soal ASPD, Disdikpora DIY Selidiki Guru SMPN 10 Jogja
Verifikasi dilakukan oleh 728 pendamping yang telah memahami kondisi sosial masyarakat secara mendalam.
Mereka memotret keadaan anak dan lingkungan rumah sebagai bahan pertimbangan seleksi.
Selain itu turun langsung ke lapangan untuk memetakan profil anak dan kondisi rumahnya.
"Kondisi tempat tinggal menjadi indikator penting. Dari sini kami bisa menilai kelayakan siswa masuk Sekolah Rakyat. Langkah ini untuk memastikan seleksi berlangsung objektif dan adil," jelasnya.
Endang menyebutkan, seleksi Sekolah Rakyat memang berbeda dari seleksi pendidikan formal. Program sekolah ini tidak menggunakan kriteria nilai akademik.
Baca Juga:Rekrut Ibu-ibu di Bantul, DS Modest Buktikan Kualitas & Pemberdayaan jadi Kunci di Era Digital
Seleksi difokuskan pada motivasi dan kemauan anak untuk bersekolah dan dukungan dari keluarga.