Namun ada beberapa kegiatan budaya yang masih ada peluang untuk tetap dijalankan hingga tahun depan.
"Untuk dana fisik ya diundur tahun depan. Tapi kalau aktivitas, ya jalan terus. Misalnya, mudah-mudahan ya, kegiatan budaya yang tahun ini tidak ada, bisa dimunculkan tahun depan. Coba kecil dulu," jelasnya.
Aris menyebut, pemangkasan danais dilakukan sebagai langkah mengantisipasi dampak fiskal lebih luas.
Menurut Aris, Danais yang selama ini menjadi pembeda DIY dalam konteks pembangunan saat ini justru mengalami tekanan anggaran yang signifikan.
Baca Juga:DIY Hadapi Dilema Sampah: Penertiban Pengelola Swasta vs Tumpukan Menggunung di Depo
Penyesuaian harus dilakukan secara menyeluruh pada berbagai sektor, meskipun beberapa program nonfisik tetap dijalankan.
Namun seberapa besar pemangkasan yang dilakukan, Aris tidak menyebut angka pasti.
"Kalau persentasenya saya enggak berani ngomong. Semua komponen kita kurangi, walaupun intinya kita berharap tidak menjadi bagian yang terkurangi," tandasnya.
Sementara Kasubid Anggaran Belanja Pemerintahan Badan Pengelola Keuangan dan Aset (BPKA) DIY, Jumiyati mengungkapkan meski ada efisiensi anggaran, kebijakan itu tidak akam berpengaruh pada capaian kinerja.
"Strategi yang dilakukan dengan penyesuaian belanja tapi tidak pengaruh targetnya," imbuhnya.
Baca Juga:DPRD Geram, Sampah Jogja Menumpuk di Depo, Pemkot Lambat Bertindak?
Kontributor : Putu Ayu Palupi