Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam

Termasuk di Gunungkidul juga yang erat dengan ketersediaan air dan perlindungan keanekaragaman hayati.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 01 Agustus 2025 | 21:34 WIB
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
Direktur Pusat Sains Lanskap Berkelanjutan (PSLB) Instiper Yogyakarta, Agus Setyarso di Jogja. [Hiskia/Suarajogja]

Menurut dia, banyak masyarakat hanya menunggu investor setelah menerima Surat Keputusan (SK) perhutanan sosial untuk mengelola ratusan hingga ribuan hektare lahan.

Sebab, tidak ada pendampingan yang kemudian menjelaskan arah pemanfaatan lahan tersebut.

"Enggak ada yang dampingi. Mereka mau apa? Karena enggak ada yang dampingi, yang sebagian besar mereka lakukan adalah menunggu kalau ada investor mau nanam apa, investor mau bikin apa, yang itu lalu banyak yang lahan-lahan yang menganggur," tegasnya.

"Selama area perhutanan sosial itu tidak mendatangkan uang ke saku masyarakat, itu pasti gagal," imbuhnya.

Baca Juga:Marak Bendera One Piece Berkibar jelang HUT RI, Pakar Sebut Bentuk Rasa Muak Rakyat pada Negara

Ancaman Perubahan Iklim dan Gagal Panen

Jika berbagai program itu dan pola keberlanjutan lingkungan itu tak berhasil dilakukan maka muncul ancaman lain. Hal yang paling terasa adalah perubahan iklim.

Agus bilang perubahan suhu dan pola hujan dapat memicu gagal panen besar-besaran di masa depan.

"Dari perubahan iklim itu misalkan suhu naik 2 derajat celcius, kemudian musim tanam bergeser 2 bulan. Itu sudah mengacaukan semua cocok tanam di DIY," tuturnya.

Untuk itu, Agus menekankan pentingnya insentif dan pendampingan kepada masyarakat dalam mengelola hutan rakyat secara berkelanjutan.

Baca Juga:Deadline? Bupati Sleman Santai Soal PSIM di Stadion Maguwoharjo: 'Silakan Menyesuaikan Saja...'

Diversifikasi komoditas juga tak kalah penting untuk menghindari kerugian saat harga pasar salah satu hasil hutan jatuh.

"Kalau jagung gak berbunga, kita dagang makanan ternak dari daun jagung," tandasnya.

Butuh Pendamping Agroforestri Andal

Sebagai respons terhadap kondisi itu, Fakultas Kehutanan dan PSLB Instiper Yogyakarta menginisiasi program Summer Course Agroforestri Industrial.

Tujuannya, membekali para pendamping perhutanan sosial agar makin profesional dalam mendampingi masyarakat mengelola lanskap secara berkelanjutan dari hulu ke hilir.

"Goal utamanya biar para penggiat dan pendamping perhutanan sosial makin jago secara profesional dalam usaha agroforestry berkelanjutan," ucap Agus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak