Stop Bilang Kebaya Itu Jadul! ARTJOG 2025 Buktikan Kebaya Bisa Hasilkan Cuan dan Lestarikan Budaya

Salah satu program yang mencuri perhatian adalah 'Kita Berkebaya' yang sekaligus dalam rangka memperingati Hari Kebaya Nasional.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 07 Agustus 2025 | 21:19 WIB
Stop Bilang Kebaya Itu Jadul! ARTJOG 2025 Buktikan Kebaya Bisa Hasilkan Cuan dan Lestarikan Budaya
Program Kita Berkebaya saat ARTJOG 2025 di Jogja Nasional Museum (JNM), Kamis (7/8/2025). [Hiskia/Suarajogja]

Rasa apresiasi dan pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda terhadap kebaya sebagai bagian dari identitas budaya itu yang terus dikembangkan.

"Kebaya adalah warisan budaya Indonesia yang penuh dengan makna dan filosofi, serta mencerminkan nilai-nilai tradisi, martabat, dan identitas perempuan Indonesia," tandasnya.

Gerakkan Ekonomi UMKM

Salah satu pengguna kebaya yang tampil di program Kita Berkebaya di Jogja Nasional Museum (JNM), Kamis (7/8/2025). [Hiskia/Suarajogja]
Salah satu pengguna kebaya yang tampil di program Kita Berkebaya di Jogja Nasional Museum (JNM), Kamis (7/8/2025). [Hiskia/Suarajogja]

Lebih jauh, Renita berharap tren berkebaya ini bisa menggerakkan UMKM di berbagai sektor. Mulai dari penjahit, pembatik, perancang busana, hingga penjual kebaya vintage.

Baca Juga:Erina-Kaesang Menikah, UMKM Purwosari Bagi-bagi Makanan Gratis di Jalanan Pakai Lurik dan Kebaya

Kebaya lama yang diwariskan dari ibu atau nenek, kata Renita, justru bisa menjadi bagian dari gaya hidup dan sustainable fashion atau mode berpakaian berkelanjutan.

"Semua yang dipakai itu jadi bisa bercerita, bercerita tentang budaya Indonesia. Jadi ini bukan cuma pelestarian budaya, tapi juga berdampak untuk ekosistem ekonomi," ucap Renita.

Gaungkan ke Penjuru Indonesia

Ke depannya, Bakti Budaya Djarum Foundation masih akan melanjutkan kampanye ini ke berbagai kota, terutama Jakarta sebagai pusat tren anak muda.

Tak tanggung-tanggung, mereka bahkan berencana menjangkau komunitas olahraga yang tengah digandrungi saat ini, padel dan otomotif perempuan.

Baca Juga:5 Potret Cantiknya Maudy Ayunda yang Kenakan Kebaya Buatan Desainer Ternama di KTT G20

"Kita juga terbuka kalau misalnya nanti ada komunitas-komunitas yang mau hubungi kita untuk collab. Kita pengennya setiap bulan ada kegiatan," ujarnya.

Kendati saat ini fokus masih di Pulau Jawa, Renita tak menutup kemungkinan bahwa tahun depan mereka mulai bersiap menjangkau wilayah luar pulau seperti Sumatra dan Sulawesi.

Sejumlah narasumber berdiskusi terkait kebaya saat Program Kita Berkebaya, ARTJOG 2025 di Jogja Nasional Museum (JNM), Kamis (7/8/2025). [Hiskia/Suarajogja]
Sejumlah narasumber berdiskusi terkait kebaya saat Program Kita Berkebaya, ARTJOG 2025 di Jogja Nasional Museum (JNM), Kamis (7/8/2025). [Hiskia/Suarajogja]

"Kita kepengennya setiap bulan ada terus di mana-mana. Bukan cuma di bulan ini saja, di bulan Juli saja, bulan kebaya, Agustus misalnya bulan kemerdekaan, tapi terus jadi sehari-hari gitu. Dan bisa bergerak terus, hidup dan menghidupi," tandasnya.

GRAj. Ancillasura Marina Sudjiwo yang akrab dipanggil Gusti Sura menambahkan bahwa kebaya bukan hanya warisan kain dan jahitan.

Melainkan cerita tentang perjalanan budaya, identitas, dan jati diri perempuan Indonesia.

"Dengan memahami sejarah dan maknanya, kita bisa membawa kebaya tetap relevan di masa ini," ucap Gusti Sura.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak