Kasus Narkoba Onad: Psikolog UGM Tegaskan Keluarga Kunci Pencegahan, Bukan Hanya Hukum

Kasus Onad soroti pentingnya peran keluarga cegah narkoba. Psikolog UGM tekankan edukasi dini, relasi hangat, & aktivitas positif keluarga sebagai kunci.

Budi Arista Romadhoni
Selasa, 04 November 2025 | 14:18 WIB
Kasus Narkoba Onad: Psikolog UGM Tegaskan Keluarga Kunci Pencegahan, Bukan Hanya Hukum
Musisi dan aktor Onadio Leonardo atau Onad. [Instagram/@onadioleonardo_official]
Baca 10 detik
  • Kasus Onad menyoroti pentingnya peran keluarga dalam pencegahan narkoba, bukan hanya hukum.
  • Psikolog UGM tekankan edukasi dini di keluarga sebagai fondasi anti-narkoba.
  • Relasi hangat dan kegiatan positif keluarga kunci kebahagiaan tanpa narkoba.

SuaraJogja.id - Penangkapan musisi dan aktor Onadio Leonardo, atau yang akrab disapa Onad, terkait dugaan penyalahgunaan narkoba pada penghujung Oktober 2025 oleh Polres Metro Jakarta Barat, kembali menyoroti urgensi penanganan masalah narkoba di Indonesia.

Kasus ini, yang juga menyeret istrinya, Beby Prisillia, untuk dimintai keterangan, menjadi pengingat pahit bahwa penyalahgunaan zat terlarang bisa menjerat siapa saja, termasuk figur publik.

Menanggapi fenomena ini, Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Novi Poespita Candra, S.Psi., M.Si., Ph.D., memberikan perspektif krusial: pencegahan narkoba tidak bisa hanya mengandalkan penegakan hukum, melainkan harus dimulai dari lingkungan terdekat, khususnya keluarga.

Novi Poespita Candra menegaskan bahwa lingkungan keluarga memegang peranan fundamental dalam membentuk nilai, sikap, dan kebiasaan seseorang sejak usia dini.

Baca Juga:Setahun Prabowo-Gibran: Kedaulatan Energi Nol Besar! Pengamat: Kebijakan Setengah Hati

"Edukasi apapun yang baik, termasuk soal bahaya narkoba, seyogyanya dimulai sejak dini. Lingkungan keluarga adalah tempat paling utama belajar apa saja termasuk persepsi dan sikap terhadap obat obatan atau narkoba," ungkap Novi dikutip dari ANTARA pada Selasa (4/11/2025).

Pernyataan ini secara langsung menyoroti bahwa sebelum individu berinteraksi dengan dunia luar yang penuh godaan, fondasi moral dan pemahaman tentang bahaya narkoba harus sudah tertanam kuat di rumah.

Anak-anak, menurut Novi, belajar dengan sangat cepat dari apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan di lingkungan rumah, yang kemudian membentuk bagian dari alam bawah sadar dan sistem nilai yang akan mereka pegang seumur hidup.

Lebih lanjut, Novi juga menyoroti bagaimana relasi dalam keluarga dapat menjadi faktor penentu.

Hubungan yang hangat dan terbuka, di mana komunikasi berjalan sehat, dapat berfungsi sebagai "pelindung" yang kuat dari penyalahgunaan narkoba.

Baca Juga:Dukung Mahasiswa Belajar ke Luar Negeri, EHEF 2025 Buka Peluang Kuliah di Eropa

Sebaliknya, relasi yang dipenuhi konflik dan kurangnya kehangatan justru bisa menjadi pemicu seseorang mencari pelarian, termasuk melalui narkoba.

"Hubungan yang hangat dan terbuka justru bisa menjadi pelindung, sementara relasi yang penuh konflik dapat menjadi pemicu penggunaan,” jelasnya.

Ini mengindikasikan bahwa kualitas interaksi emosional di dalam keluarga memiliki dampak langsung terhadap kerentanan individu terhadap penyalahgunaan zat.

Melihat kasus seperti yang menimpa Onad, di mana seseorang yang dikenal publik pun bisa terjerat, saran Novi menjadi semakin relevan.

Ia menganjurkan agar keluarga membangun kegiatan positif bersama, seperti berolahraga, beribadah, rekreasi, atau kegiatan sosial.

Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya memperkuat ikatan kebersamaan, tetapi juga membantu memicu pelepasan hormon kebahagiaan alami seperti dopamin, oksitosin, serotonin, dan endorfin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak