Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 18 Desember 2019 | 14:09 WIB
Salah satu sudut pedestrian di Malioboro. Rencananya tahun depan Pemkot Jogja akan menerapkan kawasan Malioboro bebas kendaraan dan full pedestrian. [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Sejumlah warga Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomaman, Kota Yogyakarta mengeluhkan rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengubah kawasan Malioboro menjadi area pedestrian.

Salah seorang warga Ngupasan, Arif Sudarman (31) mengakui jika rencana penerapan full pedestrian di Malioboro berdampak buruk bagi warga setempat. Jika memang akan dibuat menjadi kawasan bebas kendaraan secara permanen seharusnya warga sekitar Malioboro diberi dispensasi.

"Seharusnya pemerintah memikirkan warga sekitar terlebih dahulu sebelum mengubah Malioboro menjadi full pedestrian. Setiap ada uji coba lewat Selasa Wage kami malah dipersulit karena tak bisa masuk atau keluar rumah saat membawa kendaraan. Jadi harus ada dispensasi untuk kami," katanya pada SuaraJogja.id, Rabu (18/12/2019).

Arif mengungkapkan, pihaknya harus berdebat terlebih dahulu dengan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) untuk meyakinkan jika dirinya adalah warga yang tinggal di sekitar Malioboro.

Baca Juga: Kebon Ndalem Coffee and Eatery, Tempat Melihat Tugu Jogja dari Ketinggian

"Setiap kali Malioboro ditutup (Selasa Wage), saya harus menyiapkan alasan yang meyakinkan ketika akan keluar rumah," ungkapnya.

Arif yang juga pengusaha pakaian di Malioboro menuturkan, meski tak diperkenankan melintas di Malioboro pada Selasa Wage, pihaknya masih dibolehkan menyeberang dengan menuntun kendaraan motornya.

"Sehari-hari saya harus mengakses jalan Malioboro dengan motor. Kadang mengantar anak sekolah dan menjemput. Selain itu, ketika ada barang pesanan yang harus dikirim, jelas saya harus menggunakan mobil," katanya.

Salah seorang warga lain, Daryono (43) meminta jika rencana penerapan full pedestrian sebaiknya dilakukan pada jam-jam tertentu. Pasalnya jika dilakukan mulai dari pukul 05.00-22.00, warga sekitar yang beraktifitas pada pagi hari akan terganggu.

"Kalau berdasar uji coba lewat penutupan (saat Selasa Wage) sendiri kan mulai pukul 05.00 WIB. Padahal pada jam tersebut banyak aktifitas warga. Pemerintah harusnya mempertimbangkan soal waktu penutupan itu nantinya dengan aktivitas warga sekitar jika akan diterapkan. Karena ramainya wisatawan yang ke Jogja itu mulai siang sampai malam," ungkap Daryono.

Baca Juga: GKR Hemas Heran Kriminal di Jogja Langsung Viral

Ia berharap masukan dan keluhan warga segera ditanggapi pemerintah. Karena selama diberlakukan penutupan jalan di Malioboro warga merasa dirugikan.

Load More