SuaraJogja.id - Mengawali tahun baru 2020, PT Pertamina Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) umum jenis bensin dan solar. Penyesuaian harga yang dimaksud adalah untuk jenis BBM Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite.
Penyesuaian biaya BBM tersebut mengacu pada Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM 187K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan.
Kenaikkan harga BBM yang berlaku pada 5 Januari 2020 ini, direspon sejumlah masyarakat Yogyakarta. Salah seorang pekerja swasta asal Berbah, Sleman, Nur Evia (24) yang kerap menggunakan Pertamax, menerangkan jika penurunan harga BBM tak terlalu berpengaruh.
"Kalau menurut saya adanya penurunan Pertamax ini tidak terlalu berpengaruh. Karena dalam tiga hari mengisi bahan bakar (Pertamax) penuh, saya menghabiskan biaya Rp20 ribu. Hal itu tidak mengganggu kebutuhan sehari-hari saya untuk makan dan kebutuhan lainnya dalam sehari," terang Evia kepada wartawan, Minggu (5/1/2020).
Ia menerangkan meski BBM naik, ia lebih banyak menghabiskan biaya sehari-hari untuk kebutuhan makan.
"Dalam sehari kebutuhan biaya yang sering habis saat makan. Jika bensin sendiri saya sudah siapkan Rp20 ribu itu sudah penuh, jadi mau turun atau naik harganya tidak begitu pengaruh," jelas dia.
Salah seorang pekerja pabrik di Kota Yogyakarta, Juniarto Hendro (34) menjelaskan penurunan biaya BBM tersebut bisa jadi menekan kebutuhan sehari-hari. Pasalnya dalam sebulan dia bisa menghabiskan biaya bensin sebanyak Rp 300 ribu.
"Penurunan biaya ini kan memang tidak besar. Mungkin hanya sekitar Rp650, tapi meski turun sedikit biaya itu bisa menghemat kebutuhan saya dan keluarga. Biasanya untuk bensin Rp300 ribu, nanti bisa saya tekan jadi Rp200 ribu. Artinya bisa lebih sedikit untuk menghemat pengeluaran" katanya.
Hendro menerangkan bahwa dalam sebulan ia menghabiskan biaya bensin sebesar Rp300 ribu untuk Pertamax. Biaya makan dalam sehari dirinya bisa melebihkan banyak.
"Sehari setidaknya saya mengeluarkan biaya Rp50 ribu. Jadi untuk biaya bensin Rp10 ribu, makan biasanya Rp 25 ribu. Karena ada penurunan, biaya makan bisa dilebihkan sedikit menjadi Rp 30 ribu. Kalau menurut saya ada pengaruhnya tapi memang tak begitu banyak untuk kebutuhan sehari-hari," ungkap dia.
Baca Juga: Sutedjo Desak Jogja Magasa Iron Segera Bangun Pabrik di Kulon Progo
Berita Terkait
-
Honor untuk RT dan RW di Kota Jogja Tak Kunjung Cair, Ini Sebabnya
-
Saat Perayaan Tahun Baru, Kualitas Udara di Jogja Memburuk
-
Cerita Wisatawan Nonton di Sonobudoyo Jogja, Ketemu Bocah yang Bikin Salut
-
Agro Wisata Bhumi Merapi, Spot Wisata ala Santorini di Jogja
-
Curhat Selamat dari Banjir, Netizen Ini Kena Semprot Korban Gempa Jogja
Terpopuler
- RESMI! PSSI Tolak Pemain Keturunan ini Bela Timnas Indonesia di Ronde 4
- 5 Mobil Bekas 60 Jutaan Muat Banyak Keluarga, Bandel dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- Jangan Lewatkan Keseruan JCO Run 2025, Lari Sehat sambil Dapat Promo Spesial BRI
- 21 Kode Redeem FF Hari Ini 23 Juli 2025, Kesempatan Klaim Bundle Player Squid Game
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
Pilihan
-
Gawat! Mayoritas UMKM Masih Informal, Pemerintah Turun Tangan Selamatkan Ekonomi Daerah!
-
Kapan Final Piala AFF U-23 2025 Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam?
-
Menang Adu Penalti, Timnas Indonesia U-23 Lolos Final!
-
Sama Kuat! Timnas Indonesia U-23 vs Thailand Berlanjut ke Extra Time
-
Mimpi Buruk Timnas Indonesia U-23 Itu Bernama Yotsakorn Burapha
Terkini
-
Bupati Sleman Buka Pintu Maguwoharjo untuk PSIM dan PSBS Biak, Satu Syarat Ini Jadi Kunci
-
Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
-
Misteri Luka di Dahi Jasad HS, Polisi Kejar Otak di Balik Kematian Pria di Bawah Jembatan Glagah
-
Lampu Hijau Bersyarat untuk PSIM di Maguwoharjo, Bupati Sleman: Jaminan Keamanan Harga Mati!
-
'Disentil' Sri Sultan, Bupati Sleman Tagih Bukti Tertulis PSIM: Jangan Cuma Omongan!