SuaraJogja.id - Meskipun sudah tak ada wisatawan yang berkunjung, objek wisata yang dikelola Pemkab Kulon Progo masih dibuka. Kondisi itu kemudian justru menjadi alasan Pemkab Kulon Progo belum menutup objek wisata yang dikelolanya, seperti yakni Pantai Congot, Pantai Trisik, Pantai Glagah, Waduk Sermo, Gua Kiskendo, dan Puncak Suroloyo.
"Berdasarkan laporan, objek wisata yang dikelola pemerintah kabupaten sudah tidak ada wisatawan yang berkunjung. Penutupan menunggu situasi yang berkembang," kata Kepala Pelaksana Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kulon Progo Astungkara di Kulon Progo, Minggu (29/3/2020).
Ia mengingatkan petugas retribusi untuk menegur wisatawan yang masih nekat berkunjung ke objek wisata. Penyadaran untuk tetap berada di rumah selama status tanggap darurat bencana COVID-19 menjadi tanggung jawab semua pihak.
"Kami minta petugas menegur wisatawan yang berkunjung. Kami juga meminta gugus tugas yang ada di setiap desa untuk lebih meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat supaya tidak berpergian bila tidak ada kepentingan mendesak," katanya, dilansir ANTARA.
Astungkara juga mengatakan bahwa objek wisata yang dikelola masyarakat secara mandiri sudah ditutup. Bencana COVID-19 memang sangat berdampak pada sektor pariwisata. Namun demikian, ia optimistis, sektor pariwisata akan pulih setelah badai COVID-19 selesai.
"Kita berdoa, semoga bencana COVID-19 segera dapat diatasi dan kegiatan bisa pulih kembali," katanya.
Sementara itu, Humas Bukit Wisata Pule Payung Eko Purwanto mengatakan, Bukit Wisata Pule Payung telah menghentikan seluruh aktivitas wisata per 21 Maret sampai 3 April mendatang.
"Penutupan ini sebagai bentuk dukungan kami terhadap program pemerintah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19," ujar Eko.
Keputusan menutup Bukit Wisata Pule Payung, menurut Eko, sangat berat karena dipastikan pengelola bakal merugi hingga ratusan juta rupiah. Dalam sehari, terang Eko, pendapatan yang diperoleh objek wisata ini bisa mencapai Rp9 juta. Itu sudah termasuk tiket, wahana, dan penjualan kuliner atau suvenir.
Baca Juga: Gawat! 2 ART Hotman Paris Nekat akan Mudik Meski Dilarang Pemerintah
Penutupan ini juga dipastikan berdampak terhadap hajat hidup warga sekitar yang bekerja di obyek wisata tersebut. Terlebih, lanjut Eko, tak semua karyawan memiliki pekerjaan sampingan, sehingga praktis pendapatan mereka selama Pule Payung ditutup akan tersendat.
"Mayoritas menganggur karena mau kerja juga tidak ada, kecuali mereka karyawan yang punya ternak dan penderes, tetap masih ada pendapatan, dan rata-rata punya pinjaman bank. Nah ini yang bikin pusing," keluhnya.
Dirinya berharap, situasi bisa kembali normal, sehingga Pule Payung dapat beroperasi seperti sedia kala. Dia juga mengharapkan ada bantuan dari pemerintah berupa promosi wisata, khususnya wisata berbasis masyarakat.
"Sehingga imbas dari pandemi ini segera tergantikan," tutur Eko.
Berita Terkait
-
TRC BPBD DIY Desak Kemenkes: Kunci Melawan Wabah Itu Keterbukaan Informasi!
-
RSUD Wates Kekurangan APD hingga Asupan Nutrisi, Warganet Buka Donasi
-
Pasien Positif Corona di Gunungkidul Sempat Ikut Hajatan Tetangganya
-
Cegah COVID-19, Sutrisna Wibawa Kenalkan Aplikasi COVA UNY Buatan Mahasiswa
-
Bayi Empat Bulan di Kulon Progo Positif Corona, Orang Tua ODP
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
Terkini
-
PAD Mandek, Belanja Membengkak: Bantul Cari Jurus Jitu Atasi Defisit 2026
-
MJO Aktif, Yogyakarta Diprediksi Diguyur Hujan Lebat, Ini Penjelasan BMKG
-
Hindari Tragedi Keracunan Terulang! Sleman Wajibkan Guru Cicipi Menu MBG, Begini Alasannya
-
PTS Akhirnya Bernapas Lega! Pemerintah Batasi Kuota PTN, Yogyakarta Jadi Sorotan
-
Kisah Diva Aurel, Mahasiswi ISI Yogyakarta yang Goyang Istana Merdeka