SuaraJogja.id - Di tengah gencarnya imbauan untuk beraktivitas di rumah saja dan ajakan untuk belanja online, penjualan daging ayam secara online justru menimbulkan keresahan bagi pemotong dan pedagang ayam.
Pemilik rumah pemotongan ayam di Kelurahan Bantul, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Risti, mengatakan bahwa penjualan daging ayam secara online justru merusak harga daging ayam di pasaran. Daging ayam yang dijual secara online mematok harga yang berbeda dari harga pasar. Sementara, minat konsumen juga terus menurun.
"Kalau beli di pasar sekilo Rp28.000, kalau beli online harga segitu bisa dapet seekor," kata Risti, Kamis (16/4/2020).
Ia mengatakan bahwa saat ini minat pembeli daging ayam di pasar menurun drastis. Sementara, stok ayam melimpah.
Baca Juga: Pandemi Corona Bakal Picu Krisis Kesehatan Mental
Risti mengaku kebingungan, ayam dagangannya tidak laku terjual. Sementara, ayam tersebut terus tumbuh besar setiap hari.
Sebagai pemilik rumah pemotongan daging ayam, Risti memliliki pelanggan yang mayoritas merupakan pedagang ayam potong di pasar tradisional. Dalam sehari, biasanya Risti mampu menjual hingga 2 ton ayam. Sekarang, ia hanya mampu menjual setidaknya 800 kwintal ayam saja.
"Kalau sehari itu kan dua shift pemotongan, biasanya satu shift itu bisa 130 ekor ayam, sekarang cuma 50 ekor ayam. Itu juga enggak mesti habis," kata Risti.
Risti juga mengatakan, 50 ekor ayam yang dipesan belum tentu habis dalam satu hari. Hingga pasokan berikutnya datang, stok ayam sebelumnya terkadang masih tersedia.
Semenjak merebaknya wabah corona, Risti mengakui adanya penurunan pembelian ayam potong secara drastis. Selain karena turunnya minat konsumen, juga berkurangnya jam operasional pasar. Beberapa restoran dan katering juga tidak beroperasi.
Baca Juga: Jokowi Perkirakan Corona Hilang Akhir Tahun 2020, DPR Pakai APD Bikin Kesal
Risti mengaku memiliki empat pelanggan tetap yang berprofesi sebagai pedagang di pasar tradisional. Pada hari biasanya, mereka mengambil tiga puluh ekor ayam untuk dijual kembali. Namun, saat ini masing-masing hanya membeli sepuluh ekor saja.
Risti berharap, selain gerakan belanja online, pemerintah dapat memperhatikan nasib pemotong dan pedagang ayam tradisional agar harga dan penjualan daging ayam dapat berjalan stabil.
Berita Terkait
-
Ringankan Pedagang, Disperindag Bantul Gratiskan Retribusi Pasar 3 Bulan
-
Satgas COVID-19 Bantul Sidak Pasar Hewan Imogiri, Banyak yang Tak Bermasker
-
Pemkab Bantul Siapkan Bantuan untuk Masyarakat Terdampak Corona
-
Paguyuban Warkaban Sumbang 250 APD ke 17 Puskesmas dan 3 RS di Bantul
-
Sekolah Online Diperpanjang, Disdik Bantul Tentukan Lulusnya Siswa dari Ini
Terpopuler
- 3 HP Murah RAM 12 GB dan Memori 256 GB Terbaik Mei 2025
- Yamaha Scorpio Z Terlahir Kembali: Harga Mulai Rp30 Juta, Mesin Seirit Supra X 125
- Dirumorkan Jadi WNI, Pemain Keturunan Indonesia Berbandrol Rp596 M Dibajak Belanda
- 5 Rekomendasi Sunscreen untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Kulit Tetap Sehat dan Terlindungi
- Pengamat Bola Internasional Blak-blakan Kualitas Mees Hilgers di Belanda: Bek Bagus tapi Dia...
Pilihan
-
Kakang Rudianto dan Malik Risaldi Cetak Sejarah di Hadapan Bruno Fernandes
-
Mees Hilgers Lempar Senyum Kawanua Saat Tiba di TC Timnas Indonesia
-
Google News Showcase Resmi Hadir di Indonesia
-
9 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Layar AMOLED Terbaik Mei 2025, Terang di Bawah Terik Matahari
-
Ray Dalio Diisukan Mundur dari Danantara, Ekonom Bocorkan Ada Masalah Serius
Terkini
-
DANA Kaget Cuma Sekali Klik Langsung Dapat Uang? Ini Cara Gampang Klaimnya
-
Deadline Usai, Warga Tegal Lempuyangan Yogyakarta Bertahan Sampai Keraton Turun Tangan
-
DANA Kaget Hari Ini, Tips & Link Klaim Biar Enggak Kehabisan
-
Tak Langsung Tahan Christiano usai Kecelakaan di Jalan Palagan, Polisi Bilang Begini
-
Kebijakan Kemenkes Dinilai Kontroversial, Keselamatan Pasien bakal Terancam