Stigma sebagai transgender sudah melekat pada masing-masing santri dan tak banyak orang yang memahami keadaan mereka. Meskipun mereka belajar agama sekalipun masih ada pandangan lain bahkan negatif dari masyarakat.
"Hal itu tak bisa dipungkiri masih ada stigma yang memandang berbeda tentang kami. Namun dari komunitas yang ada di ponpes ini kami terus mendorong mereka untuk berakhlak dan berbaur dengan warga lainnya. Hal itu pasti sulit. Namun ketika berlaku baik di lingkungan tempat kita hidup, banyak hal yang bisa menerima kami apa adanya," terang dia.
Pelajaran agama yang dibahas bermacam-macam. Mulai dari Fiqih, Bulughal Maram serta pelajaran agama lain.
"Kami mendapat pelajaran untuk menguatkan agama kami masing-masing. Waria yang berkeyakinan muslim dibimbing oleh enam ustad yang secara bergantian mengisi materi," kata dia.
Baca Juga: Satu Warga Gunungkidul Positif COVID-19, Klaster Baru Muncul di DIY
Shinta menjelaskan, waria berkeyakinan Kristen-Katolik juga mendapat bimbingan keagamaan. Ia menuturkan sejak satu tahun lalu pihaknya telah bekerjasama dengan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW).
"Ada empat orang yang berkeyakinan Kristen-Katolik. Mereka sudah setahun ini mengikuti bimbingan keagamaan bersama UKDW. Mereka juga diarahkan menjadi pastor nantinya," jelas dia.
Berbaur dengan masyarakat menjadi hal utama yang selalu digaungkan di ponpes tersebut. Shinta menuturkan setiap Sabtu sore, ketika belum ada Covid-19, warga sekitar kerap diundang untuk belajar bersama. Mulai dari berbahasa inggris, cara memasak hingga merias.
"Harapannya ini menjadi hasil baik untuk kami. Walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengubah stigma tersebut," kata dia.
Kondisi ponpes saat ini hanya ditempati oleh empat orang waria. Shinta mengaku pandemi covid-19 membuat penghuni lainnya beraktivitas lebih giat untuk kebutuhan hidup, termasuk santri-santri yang kebanyakan bekerja di salon, bahkan pengamen.
Baca Juga: Tertular Pedagang Ikan, 3 Warga DIY Positif COVID-19
"Pandemi kali ini jelas mengurangi pendapatan mereka. Apalagi yang membuka salon, saat ini sangat sepi sekali. Maka dari itu, kami juga memberi bantuan kepada 130 waria termasuk kepada 42 santri kami," terang Shinta.
Berita Terkait
-
Perjalanan Habbie, UMKM yang Berkembang dengan Dukungan BRI Hingga Pecahkan MURI!
-
Warung Bu Sum: Legenda Kuliner Jogja Bertahan Berkat Resep Rahasia & Dukungan BRI
-
BNI Indonesias Horse Racing Triple Crown & Pertiwi Cup 2025 Garapan SARGA.CO Siap Pentas di Yogya
-
Cari Vila dengan Private Pool di Yogyakarta? Ini 7 Rekomendasi Terbaik
-
Record Store Day Yogyakarta 2025, Lebarannya Rilisan Fisik Kini Balik Ke Pasar Tradisional
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
-
Terus Pecah Rekor! Harga Emas Antam 1 Gram Kini Dibanderol Rp1.975.000
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
Terkini
-
Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat