Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Senin, 08 Juni 2020 | 20:11 WIB
Ketua Ponpes Waria Al Fatah Yogyakarta, Shinta Ratri saat berbincang kepada wartawan di ponpes setempat, Senin (8/6/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

"Ada empat orang yang berkeyakinan Kristen-Katolik. Mereka sudah setahun ini mengikuti bimbingan keagamaan bersama UKDW. Mereka juga diarahkan menjadi pastor nantinya," jelas dia.

Berbaur dengan masyarakat menjadi hal utama yang selalu digaungkan di ponpes tersebut. Shinta menuturkan setiap Sabtu sore, ketika belum ada Covid-19, warga sekitar kerap diundang untuk belajar bersama. Mulai dari berbahasa inggris, cara memasak hingga merias.

"Harapannya ini menjadi hasil baik untuk kami. Walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengubah stigma tersebut," kata dia.

Kondisi ponpes saat ini hanya ditempati oleh empat orang waria. Shinta mengaku pandemi covid-19 membuat penghuni lainnya beraktivitas lebih giat untuk kebutuhan hidup, termasuk santri-santri yang kebanyakan bekerja di salon, bahkan pengamen.

Baca Juga: Satu Warga Gunungkidul Positif COVID-19, Klaster Baru Muncul di DIY

"Pandemi kali ini jelas mengurangi pendapatan mereka. Apalagi yang membuka salon, saat ini sangat sepi sekali. Maka dari itu, kami juga memberi bantuan kepada 130 waria termasuk kepada 42 santri kami," terang Shinta.

Shinta tak memungkiri bahwa mengubah pandangan masyarakat akan teras sulit. Apalagi dengan budaya yang dianut di Indonesia saat ini. Namun begitu ia berharap para santrinya memiliki keyakinan kuat terhadap agamanya sehingga mampu menjaga dan memahami yang baik dan buruk untuk mereka.

Load More