Dituturkan Sudiyatmi peningkatan itu diakui memang sempat menyusahkan karena juga memang lonjakan harga itu hampir merata di semua jenis bahan baku. Jika biasanya empon-empon yang hanya dihargai Rp 3.000- Rp 5.000 kemarin sempat menjadi Rp 15.000, selain itu jahe juga sempat menyentuh harga ratusan ribu, kencur juga sama meningkat hingga Rp 60.000 dan masih banyak yang lainnya.
"Namun sekarang ya sudah kembali turun lagi karena memang juga permintaan tidak sebanyak kemarin beberapa bulan yang lalu juga," kata Sudiyatmi.
Saat ini harga empon-empon dari petani saja hanya Rp 3.000 lalu ketika sudah sampai di pedagang peracik jamu akan naik sedikit menjadi Rp 5.000. Bahan lain seperti jahe juga sama sekarang sudah turun di angka Rp 30.000 saja.
Pada akhirnya, satu hal yang digarisbawahi Sudiyatmi, bahwa ketika berjualan jamu di masa pandemi Covid-19 tidak hanya meningkatkan keuntungan karena laris dinikmati pembeli. Namun juga membuka peluang beberapa pihak untuk sementara alih profesi.
Baca Juga: Banting Stir dari Driver Online, Arif Sukses dengan Angkringan Empon-empon
****
Salah satu penjual jamu keliling yang kebetulan lewat daerah depan rumah Bu Dukuh Kiringan menyempatkan untuk berhenti sejenak dan menjajakan jamunya. Namanya adalah Parjinem, ibu tiga orang anak ini tidak perlu menunggu lama untuk akhirnya dihadiri oleh pembeli.
Melihat keramaian itu, SuaraJogja.id sempat mendatangi Parjinem untuk menyaksikan bagaimana tangan terampilnya meracik jamu pesanan pembelinya. Mulai dari beras kencur, kunir asem hingga galian singset dan masih banyak lagi sudah menjadi teman akrabnya sehari-hari.
Parjinem tidak sendiri dalam berkeliling menjajakan jamunya, ia ditemani sang suami yang setia menjadi driver untuk mengantar sang istri. Usut punya usut Parjinem pernah terjatuh karena sebuah kecelakaan motor yang membuatnya kini hanya bisa membonceng saja.
"Pernah jatuh mas jadi sekarang kalau kemana-mana diantar suami," kata Parjinem sambil tangannya meracik jamu.
Baca Juga: Konsumsi Empon-Empon untuk Tangkal Corona Tak Boleh Lebih dari 8 Minggu
Namun keterbatasan itu tidak membuatnya patah semangat lalu berhenti berjualan jamu. Apalagi di saat pandemi Covid-19 saat ini yang membuatnya lebih semangat karena penjualan meningkat.
Berita Terkait
-
Aldi Satya Mahendra Sekolah di Mana? Cetak Sejarah Pembalap RI Pertama Juarai WorldSSP300
-
MAN 2 Bantul Meriahkan Expo Kemandirian Pesantren di UIN Sunan Kalijaga
-
Seru! MAN 2 Bantul Sukses Gelar Penerimaan Tamu Ambalan 2024
-
Langsung Kunjungi DPRD DIY, Siswa MAN 2 Bantul Belajar Demokrasi
-
Berkah MK hingga Langkah Besar Wahyu Anggoro Hadi untuk Bantul
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
-
Pembunuhan Tokoh Adat di Paser: LBH Samarinda Sebut Pelanggaran HAM Serius
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
Terkini
-
Akademisi UGM: Program Transmigrasi di Papua Masih Dibutuhkan
-
Satpol PP Kota Yogyakarta Terjunkan 100 Personel Amankan Kampanye Terbuka
-
DPD Golkar Gunungkidul Pecat Kader AMPI karena Dukung Paslon Selain Endah-Joko
-
Geger, Remaja Diduga Klitih Diamankan Warga di JJLS Gunungkidul
-
Peringati Hari Pahlawan, The 101 Yogyakarta Tugu dan Museum Benteng Vredeburg Hadirkan Pameran Seni Peaceful Harmony