Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 14 Desember 2020 | 13:32 WIB
Seorang anggota TNI tampak berjaga di akses masuk Kampung Guyangan pascaterjadinya aksi perusakan orang tak dikenal, Senin (14/12/2020) dini hari tadi. [Kontributor / Uli Febriarni]

SuaraJogja.id - Puluhan orang merusak dan mengacungkan jari tengah sambil berboncengan, di tengah area Padukuhan Guyangan, Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Sleman, Senin (14/12/2020) dini hari. Tindakan itu berujung perusakan di sejumlah titik padukuhan tersebut.

Ketua RT 07 Padukuhan Guyangan Muh Haris Mustofa menyatakan, awalnya pada Minggu (13/12/2020) malam ia bersama warga sedang menjalankan ronda rutin.

Namun tetiba, ada orang yang berboncengan masuk ke dalam kampung. Tak lama, mereka berdua menuju ke arah keluar kampung namun dengan kecepatan tinggi.

"Kami sempat menegur, tapi tambah kencang. Ternyata, di dalam [area permukiman] sana mereka itu habis melempar batu ke rumah Ketua Pemuda, lalu dikejar kan. Di simpang tiga jalan kampung kami cegat pelaku," ujarnya, di lokasi perusakan, Senin.

Baca Juga: Sirekap Sempat Eror, KPU Sleman Tetap Rapat Pleno Rekapitulasi Hitung Suara

Pengendara yang diketahui menggunakan motor matik itu, membawa motor sembari mengacungkan jari tengah dan berteriak menyebutkan kalimat-kalimat bernada provokatif.

"Kami kejar, lalu akhirnya saat ada polisi, mereka berhasil ditangkap karena terjatuh. Saat ditanyai, satu dari mereka mengakui perbuatannya [sudah melempar batu], sedangkan yang pembonceng ngaku diajak sama yang membonceng. Takut kalau tidak ikut," ucapnya.

Setelah melepaskan kembali kedua orang yang diperkirakan baru duduk di kelas X Sekolah Menengah Kejuruan tadi, warga kembali menjalankan tugas ronda. Hanya saja tak lama, datang banyak orang ke arah kampung, Haris memilih mundur.

"Di gapura ada yang rangsek dari arah utara dan mecahin kaca di pinggir jalan, saya pulang. Sedangkan area dari gapura dan beberapa meter dari sana, dirusak oleh orang-orang tadi. Saat itu sekitar pukul 00.30 WIB," tutur Haris.

Kedatangan rombongan yang datang berjalan kaki itu merusak genting rumah warga, dua CCTV, bagian gapura rusak, kaca satu unit motor rusak, bagian dari mobil warga penyok.

Baca Juga: Mengintip Budi Daya Maggot di Sleman, Berdayakan Warga Terdampak Tol

"Saat berbondong-bondong datang, mereka menyebut-nyebut berasal dari padukuhan lain. Tapi kami belum meyakini apa yang mereka katakan itu. Warga kami [Guyangan] tidak ada gerakan balasan," ucapnya.

Benda-benda yang digunakan untuk melempar dan merusak salah satunya botol minuman keras. Yang diduga sengaja mereka bawa sebelum memasuki wilayah Padukuhan Guyangan.

"Kami sedang mempersiapkan apa-apa saja yang dibutuhkan untuk melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Karena kerugian yang harus kami tanggung cukup banyak. Kami mau melanjutkan proses hukum," ungkapnya.

Belum diketahui motif para pelaku perusakan, bahkan tidak ada dugaan mengarah ke kerusuhan antara pecinta tim sepakbola tertentu.

"Karena kan sekarang lagi enggak ada bola," tambah Haris.

Walau pelaku yang kali pertama datang masih remaja, rombongan yang datang ke kampung banyak di antara mereka yang sudah berusia dewasa. Dalam rekaman CCTV setempat, beberapa di antara mereka terlihat membawa senjata tajam.

"Perusakan berlangsung sekitar setengah sampai satu jam. Dibubarkan oleh hujan, kalau tidak ada hujan, mungkin kejadian itu berlangsung lebih lama lagi," ucapnya.

Kapolres Sleman, AKBP Anton Firmanto menyatakan, saat ini aparat masih fokus untuk menciptakan situasi yang aman dan menenangkan warga, supaya tidak mudah terprovokasi.

Pada malam kejadian, personel telah bertindak untuk meredam situasi dan menciptakan situasi aman di antara warga.

"Mari kita jaga Jogja, jaga Sleman. Ciptakan keamanan, kedamaian dan situasi yang kondusif. Serta jangan lupa cegah penyebaran COVID-19 dengan protokol kesehatan," paparnya.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More