SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Sleman menilai bahwa Kabupaten Sleman memang layak menjadi salah satu daerah yang memberlakukan Pengetatan Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) pada 11 hingga 25 Januari 2021 mendatang. Hal itu dapat dilihat dari terpenuhinya tiga dari empat parameter yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Parameter tersebut meliputi tingkat kematian di atas rata-rata nasional, atau 3%; tingkat kesembuhan di bawah nasional, yakni 82%; Kasus aktif di bawah nasional sekitar 14% dan keterisian rumah sakit untuk ICU dan isolasi di atas 70%.
"Kalau sekarang harus diakui kita masuk ke dalam kriteria terutama pada keterisian bed. Ratenya untuk kritikal sudah di atas 90 persen, yang non kritikal di atas 80 persen," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo, saat dikonfirmasi Sabtu (8/1/2021).
Lebih lanjut dijelaskan Joko, selain tingkat keterisian rumah sakit atau bed pasien Covid-19. Tingkat kesembuhan di Sleman sendiri berada pada angka rata-rata 78 persen saja.
Baca Juga: Dokter Tirta Terima Vaksin Covid-19 di Sleman, Ini Kata Dinkes
Sedangkan kasus aktif yang ada di Bumi Sembada mencapai 19,58 persen. Sementara untuk data kematian pasien, Sleman masih berada di bawah rata-rata nasional yakni 1,8 persen.
"Nah dengan ini [PTKM] kita sambil tetap menangani pasien yang sakit tapi juga menangani yang sehat supaya tidak menimbulkan penularan berikutnya," tuturnya.
Menurutnya selama ini pihaknya bekerja keras untuk menanggulangi Covid-19 dengan lebih berfokus ke hilir. Artinya hanya sebatas penangan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Seperti melakukan perawatan atau isolasi baik kasus terkonfirmasi positif Covid-19 atau suspek hingga probable. Begitu juga dengan penanganan terkonfirmasi positif Covid-19 yang meninggal dunia.
"Dengan adanya PTKM ini. Maka yang di atasi itu adalah di hulunya. Jadi jangan sampai penularan meluas. Kalau hulu di kelola atau dikendalikan maka diharapkan hilir akan terkelola dengan baik juga," ungkapnya.
Baca Juga: Tersenyum Lebar, 25 Warga Sleman Akhirnya Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman Harda Kiswaya, mengatakan Pemkab Sleman ada beberapa aturan yang memang akan diadaptasi lebih lanjut. Salah satunya terkait dengan pembatasan yang ada di perkantoran dengan menerapkan Work From Home (WFH) sebesar 75 persen.
Berita Terkait
-
Hasil BRI Liga 1: Momen Pulang ke Rumah, PSS Sleman Malah Dihajar Dewa United
-
BRI Liga 1: Hadapi Dewa United FC, PSS Sleman Bawa Misi Selamatkan Diri
-
Hasil BRI Liga 1: Dipecundangi PSBS Biak, PSS Sleman Terbenam di Dasar Klasemen
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
-
Libur Singkat, Ini Momen Bek PSS Sleman Abduh Lestaluhu Rayakan Idulfitri Bersama Keluarga
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja