Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 08 Februari 2021 | 16:26 WIB
Ilustrasi stres akibat pandemi Covid-19. [Ema Rohimah]

Ternyata hasil itu sesuai dengan hasil resmi yang dikeluarkan oleh PKU Gamping yang menyatakan mendiang istrinya negatif Covid-19. Hasil tes yang keluar pada Rabu 20 Januari 2021 itu langsung dikirimkan ke pihak puskesmas dan saudara-saudaranya.

"Saya ya emosilah, karena anak-anak saya sudah kehilangan ibunya masih kayak gitukan. Saya marah saat menghubungi puskesmas, mereka bilang akan memberikan surat klasifikasi dari Dinkes. Namun buat apa? Apakah akan menyelesaikan masalah? Tidak cukup minta maaf, karena minta maaf dengan saya itu percuma, yang ngomong itu bukan saya tapi di luar orang-orang yang menyebarkan," ucapnya. 

Menurut Wawan, akan lebih baik jika klarifikasi itu mendatangi langsung orang yanh menyebarkan berita bahwa istrinya itu positif Covid-19. Lalu disusul dengan datang ke dukuh setempat serta para kadernya yang sempat mengabarkan hal serupa.

"Agar sesuai jalur saat ia menyebar hoax dan kenyataannya sekarang," tandasnya. 

Baca Juga: Kasus Covid-19 di DIY Tembus 21.254, Sri Sultan Curhat Begini

Bahkan disampaikan Wawan, bukan hanya istrinya yang telah difitnah terkena Covid-19. Setelah itu pun, saat akan melakukan pengajian bersama, ada komandan dari sebuah ormas yang menghalangi orang-orang yang datang. 

Padahal tempat yang digunakan untuk mengaji itu berbeda dengan rumah yang selama ini ditinggali, Wawan bersama keluarganya. Dan selama istrinya sakit, yang bersangkutan hanya berhubungan dengan Wawan dan anak-anaknya saja tidak sempat bersinggungan dengan keluarga yang lain. 

"Rumah sudah dibedakan, bahkan saat pemakaman juga tidak mampir kerumah tapi langsung ke makam dengan protokoler Covid-19. Namun komandan salah satu lembaga masyarakat itu tadi juga berpesan kepada Kyai di wilayah situ, untuk tidak boleh datang atau mengaji di rumah yang bersangkutan karena istri saya positif Covid-19," sambungnya.

Lebih miris lagi, sang Kyai, mengumumkan kabar itu di masjid kepada jemaah yang hadir. Intinya mengimbau bahwa tidak boleh dekat-dekat dengan keluarga Wawan karena istrinya meninggal terpapar Covid-19. 

Wawan menyebut padahal hasilnya pun belum pasti tapi sudah diumumkan seperti itu. Ketika hasilnya keluar, hingga saat ini tidak ada permintaan maaf kepada Wawan dan keluarga dari pihak-pihak tadi. 

Baca Juga: Kasus COVID-19 di DIY Masih Tinggi, Sri Sultan Larang Pembukaan Sekolah

Permintaan maaf hanya datang dari puskesmas dan itu pun juga melalui sambungan telepon. Disebutkan Wawan, suara-suara yang membicarakan kalau istri saya positif Covid-19 masih ada. 

"Berarti istilahnya mereka itu lempar batu sembunyi tangan. Harapan untuk diklarifikasi itu tidak ada. Malah saya yang klarifikasi. Walaupun hanya dari medsos, mulai dari status saya, anak-anak saya, saudara saya, semua saya gunakan," tuturnya.

Wawan yang mempunyai dua orang anak itu tidak memungkiri bahwa kejadian yang menimpa keluarganya berpengaruh kepada psikis anak-anaknya. Terlebih anak keduanya yang memang dekat dengan sang ibu.

"Anak saya dua, yang besar sudah kuliah semester 6, yang kecil kelas 1 SMP nah dia yang dekat dengan ibunya. Jelas kejadian kemarin itu berpengaruh kepada psikis anak saya juga, sebab temannya kan tidak hanya satu RT saja," ungkapnya. 

Bagaimana tidak, anaknya yang masih duduk di bangku SMP harus kehilangan ibunya dengan keadaan yang difitnah sedemikian rupa. Perubahan perilaku itu juga semakin dirasakan Wawan dalam beberapa waktu terakhir semenjak kejadian itu.

Ilustrasi mayat/ kamar mayat/ jenazah. (Shutterstock)

Saat ini, anak keduanya itu tidak berani pulang ke rumah tempat tinggalnya. Disampaikan Wawan, anaknya itu memilih untuk tinggal bersama Om dan neneknya yang memang tidak jauh dari rumahnya. 

Load More