Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 14 Februari 2021 | 15:35 WIB
Perbaikan jalur evakuasi di poros Kalurahan Glagaharjo sudah mulai dikerjakan Pemkab Sleman, Minggu (8/11/2020). - (SuaraJogja.id/Uli Febriarni)

SuaraJogja.id - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman menyatakan telah selesai memperbaiki jalur evakuasi gunung Merapi yang ada di Padukuhan Turgo, Purwobinangun, Pakem, Sleman. Perbaikan jalur evakuasi tersebut menggunakan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT)

Kepastian ini disampaikan langsung oleh Kepala DPUPKP Sleman, Taufiq Wahyudi, saat dikonfirmasi awak media, Minggu (14/2/2021). Ia mengatakan bahwa perbaikan jalan sepanjang 100-150 meter itu menelan anggaran sekitar Rp. 90 juta rupiah.

"Untuk jalur evakuasi yang di Turgo menuju Lapangan Tritis sudah selesai kita garap. Anggarannya dari Belanja Tak Terduga (BTT) kurang lebih Rp 90 juta," kata Taufiq.

Taufiq menuturkan bahwa jalur evakuasi di padukuhan Turgo tersebut memang sudah diusulkan untuk mendapat perbaikan sejak beberapa waktu lalu. Hal itu guna lebih membantu proses evakuasi warga jika sewaktu-waktu aktivitas Gunung Merapi kembali meningkat.

Baca Juga: Di Luar Zona Bahaya, Warga Turgo di Barak Purwobinangun Boleh Pulang

Pasalnya hingga saat ini Gunung Merapi masih ditetapkan sebagai status Siaga atau Level III. Sehingga perbaikan jalur evakuasi itu, kata Taufiq memang dibutuhkan.

Sebenarnya terdapat dua jalur evakuasi yang direkomendasikan untuk segera bisa diperbaiki. Pertama di Padukuhan Turgo dengan jarak 100-150 meter dan kedua ada di Padukuhan Tunggularum, Wonokerto, Kapanewon Turi dengan panjang mencapai 1 kilometer.

Hingga saat ini baru jalur evakuasi di Turgo yang telah diperbaiki, sementara jalur evakuasi di Tunggularum masih dalam rencana. Sebab, ujar Taufiq, jalur evakuasi di Tunggularum itu masih belum begitu mendesak untuk dilakukan perbaikan.

"Sempat ada usulan juga di Wonokerto untuk diperbaiki juga. Namun di sana masih belum mendesak artinya masih bisa digunakan untuk evakuasi," terangnya.

Perlu diketahui sebelumnya sebanyak 136 warga Turgo yang sempat berada di barak pengungsian Purwobinangun sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya pada Selasa (9/2/2021) lalu. Kepulangan itu berdasarkan rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang menyatakan bahwa radius bahaya masih berada di 5 km.

Baca Juga: Berada di Jarak Aman dari Merapi, Pengungsi Turgo Diperbolehkan Pulang

Kendati sudah tidak ada warga yang berada di barak pengungsian namun keberadaan barak Purwobinangun masih tetap dipertahankan. Hal itu dilakukan mengingat status Merapi yang masih berada di level III atau Siaga.

Sementara DPUPKP sendiri telah menyiapkan sarana dan prasarana berupa toilet portabel. Sehingga jika memang sewaktu-waktu dibutuhkan kembali sudah siap digunakan.

Load More