SuaraJogja.id - Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Sleman menyatakan telah selesai memperbaiki jalur evakuasi gunung Merapi yang ada di Padukuhan Turgo, Purwobinangun, Pakem, Sleman. Perbaikan jalur evakuasi tersebut menggunakan anggaran Belanja Tak Terduga (BTT)
Kepastian ini disampaikan langsung oleh Kepala DPUPKP Sleman, Taufiq Wahyudi, saat dikonfirmasi awak media, Minggu (14/2/2021). Ia mengatakan bahwa perbaikan jalan sepanjang 100-150 meter itu menelan anggaran sekitar Rp. 90 juta rupiah.
"Untuk jalur evakuasi yang di Turgo menuju Lapangan Tritis sudah selesai kita garap. Anggarannya dari Belanja Tak Terduga (BTT) kurang lebih Rp 90 juta," kata Taufiq.
Taufiq menuturkan bahwa jalur evakuasi di padukuhan Turgo tersebut memang sudah diusulkan untuk mendapat perbaikan sejak beberapa waktu lalu. Hal itu guna lebih membantu proses evakuasi warga jika sewaktu-waktu aktivitas Gunung Merapi kembali meningkat.
Pasalnya hingga saat ini Gunung Merapi masih ditetapkan sebagai status Siaga atau Level III. Sehingga perbaikan jalur evakuasi itu, kata Taufiq memang dibutuhkan.
Sebenarnya terdapat dua jalur evakuasi yang direkomendasikan untuk segera bisa diperbaiki. Pertama di Padukuhan Turgo dengan jarak 100-150 meter dan kedua ada di Padukuhan Tunggularum, Wonokerto, Kapanewon Turi dengan panjang mencapai 1 kilometer.
Hingga saat ini baru jalur evakuasi di Turgo yang telah diperbaiki, sementara jalur evakuasi di Tunggularum masih dalam rencana. Sebab, ujar Taufiq, jalur evakuasi di Tunggularum itu masih belum begitu mendesak untuk dilakukan perbaikan.
"Sempat ada usulan juga di Wonokerto untuk diperbaiki juga. Namun di sana masih belum mendesak artinya masih bisa digunakan untuk evakuasi," terangnya.
Perlu diketahui sebelumnya sebanyak 136 warga Turgo yang sempat berada di barak pengungsian Purwobinangun sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya pada Selasa (9/2/2021) lalu. Kepulangan itu berdasarkan rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang menyatakan bahwa radius bahaya masih berada di 5 km.
Baca Juga: Di Luar Zona Bahaya, Warga Turgo di Barak Purwobinangun Boleh Pulang
Kendati sudah tidak ada warga yang berada di barak pengungsian namun keberadaan barak Purwobinangun masih tetap dipertahankan. Hal itu dilakukan mengingat status Merapi yang masih berada di level III atau Siaga.
Sementara DPUPKP sendiri telah menyiapkan sarana dan prasarana berupa toilet portabel. Sehingga jika memang sewaktu-waktu dibutuhkan kembali sudah siap digunakan.
Berita Terkait
-
Selama 6 Jam Gunung Merapi Luncurkan 11 Kali Lava Pijar ke Arah Barat Daya
-
Gunung Merapi 2 Kali Luncurkan Lava Pijar Selama 24 Jam
-
Identifikasi Jenazah Mbah Maridjan, dr Hastry Sebut Kondisinya Bukan Sujud
-
Gunung Merapi Muntahkan Lava Pijar Sampai 1,2 Kilometer ke Barat Daya
-
Aktivitas Gunung Merapi Menurun, BPPTKG Ingatkan Kubah Lava Masih Tumbuh
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Sisi Gelap Kota Pelajar: Imigrasi Jogja Bongkar Akal-akalan Bule, Investor Bodong Menjamur
-
Jejak Licik Investor Fiktif Yordania di Jogja Terbongkar, Berakhir di Meja Hijau
-
Waspada! BPBD Sleman Ingatkan Bahaya Cuaca Ekstrem di Oktober, Joglo Bisa Terangkat Angin
-
Srikandi Everest Telah Berpulang, Clara Sumarwati Wafat Usai Berjuang Melawan Sakit
-
Clara Sumarwati Pendaki Indonesia Pertama di Everest Tutup Usia