Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 14 Februari 2021 | 19:30 WIB
Lurah Maguwoharjo, Imindi Kasmiyanto. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Ditambahkan Imindi, selain menerapkan protokol kesehatan mulai dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan menjaga jarak. Satu hal yang menjadi penting yakni mengurangi mobilitas.

“Saya berharap dengan langkah itu, kasus Covid-19 di Maguwoharjo semakin dapat diminimalisir hingga lepas dari Covid-19,” tandasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Joko Hastaryo, menuturkan Kabupaten Sleman kini masuk dalam kategori zona oranye. Hal ini diklaim sebagai dampak dari kebijakan PTKM yang telah berlangsung selama kurang lebih satu bulan.

Disampaikan Joko, tercatat pada akhir Januari lalu Sleman masih masuk ke dalam kategori zona merah. Pasalnya dari 17 Kapanewon yang ada 14 kapanewon di antaranya berstatus zona merah.

Baca Juga: Heboh, Warga Maguwoharjo Tangkap Pria Pencuri Celana Dalam Wanita

Namun kondisi tersebut berangsur berubah sejak awal pekan kedua bulan Februari. Sebab Kabupaten Sleman hanya meninggalkan 5 kapanewon saja yang masuk dalam zona merah yakni Prambanan, Kalasan, Moyudan, Pakem, dan Tempel sementara 12 kapanewon lainnya masuk zona oranye.

"Angka kasus harian sudah tidak setinggi dulu. Sebelumnya bisa mencapai di atas 150 kasus per hari. Namun sekarang sudah berkurang pada rata-rata di bawah 100 kasus," ujar Joko.

Ditegaskan Joko, meskipun tidak ada RT di Sleman yang masuk dalam zona merah, posko kalurahan tetap harus melakukan pengawasan. Hal ini bertujuan untuk terus menekan angka penyebaran kasus Covid-19 yang ada khususnya dalam penerapan PTKM Mikro kali ini.

Load More