Bahkan yang dulunya Intan hanya mendapat pesanan 40 pack saja perhari, setelah unggahan itu menjadi 120 pack perhari tanpa ada karyawan hanya dengan mengandalkan satu orang temannya.
"Ya akhirnya saya bikin produk Dawet Kemayu ini untuk bisa menyampaikan rasa rindu kita kepada teman, saudara dan alhamdulillah sekali itu diterima oleh masyarakat," terangnya.
Intan menyangka banyaknya pesanan itu adalah euforia lebaran atau bulan ramadhan saja. Namun ternyata itu tidak sepenuhnya benar.
Sebab setelah lebaran pesanan itu terus berlanjut dan terus bertambah. Itu juga sekaligus menambah kekuatan Intan untuk terus berkembang.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jogja Hari Ini, Minggu 25 April 2021
Penambahan berbagai macam paket dan bentuk dalam menjual Dawet Kemayu itu juga yang menurut Intan membuat mitra-mitranya senang memilih Dawet Kemayu.
"Karena kita tidak hanya menjual dawet yang model gelasan saja tetapi juga revenue stream-nya banyak, bisa jualan cup, hampers, minipack, botol juga," jelasnya.
Meski memang pandemi Covid-19 bisa dibilang cukup menggagalkan target awalnya untuk membuka 100 cabang dalam 3 bulan pertama. Namun setelah lebaran itu kemitraan mulai masuk meski baru satu-dua saja.
Disampaikan Intan, puncaknya terjadi pada bulan Oktober 2020. Saat itu satu bulan ia bisa menambah sejumlah 20 cabang.
"Alhamdulillah terus bertambah sampai saat ini satu tahun kita ada 145 cabang di beberapa kota," ujarnya.
Baca Juga: 12 Warga Wadas Ditangkap, Petang Ini LBH Jogja Datangi Mapolres Purworejo
Meskipun memang 145 cabang itu masih berada di dalam Pulau Jawa saja. Tidak dipungkiri sudah banyak daerah lain di luar Jawa yang ingin masuk bergabung ke dalam kemitraan Dawet Kemayu.
"Sebetulnya ini banyak sekali yang pengen masuk. Ada yang dari Riau, Aceh, Pontianak, Banjarmasin, Papua sekalipun banyak yang menayakan. Namun kita masih terkendala di ekspedisi pengiriman bahan baku," terangnya.
Intan menjelaskan bahwa pembuatan cendol yang tidak mudah itu juga menjadi kendala. Dibutuhkan tangan khusus dan prosesnya pun tidak sebentar.
Disebutkan bahwa sekali produksi setidaknya membutuhkan waktu 6 jam untuk menghasilkan cendol itu.
"Jadi memang saat ini bahan baku semua dari kami. Kita mengirim bahan baku ke mitra sampai sekarang. Mungkin mitra juga senang karena itu mitra tidak ribet, pokoknya jualan saja. Kita sudah siapkan semua. Ketika join, sudah disiapkan SOP, peralatan, bahan baku, dan bahkan media promosi, hingga konten," paparnya.
Covid-19 Jadi Kendala Utama
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
- 7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik Memutihkan Wajah, Harga Murah Mulai Rp32 Ribuan
Pilihan
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
Terkini
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi
-
8 Tersangka, 53 Miliar Raib: KPK Sikat Habis Mafia Pungli TKA di Kemenaker
-
Dapur Kurban Terbuka, Gotong Royong Warga Kauman Yogyakarta di Hari Idul Adha
-
Masjid Gedhe Kauman Sembelih Puluhan Hewan Kurban, Ada dari Gubernur DIY