SuaraJogja.id - Jogja dengan segala keindahan dan suasananya yang membuat kangen nyatanya punya sisi lain yang cukup meresahkan yakni adanya aksi klitih. Fenomena klitih itupun sempat diungkap oleh pengguna TikTok @bro diboi IV.
Dalam unggahan yang kemudian dihapus, akun tersebut sempat menuliskan mengenai sisi lain Jogja yang konon terbuat dari rindu dan kenangan. Ia menyebut bahwa selain memiliki keindahan dan padangan serba murah, Jogja juga dihantui adanya aksi klitih yang mengancam nyawa.
"Mau kuliah di Jogja di sana enak serba murah, iya di sana nyawa lu juga serba murah di mata klitih," tulisnya seperti dikutip dari tangkapan layar yang muncul di Twitter.
Fenomena mengenai klitih itupun kembali ramai diperbincangkan netizen.
Ada yang penasaran dengan istilah klitih, ada pula yang berbagi pengalaman soal suasana malam di Jogja yang dihantui aksi kejahatan jalanan tersebut.
"Klitih apa?" tanya sub*****
"klitih tu apa yang btw kalo boleh tau," tanya ai****
"Pas masih offline aku sering pulang jam 12 malem dan kalo pulang harus lewat kota soalnya kalau lewat ringroad sepi dan takut kena klitih," kata noe****
"Sodara gue kuliah di Jogja kalo pulang di atas jam 12 malem kata dia mending nginep aja di kampus atau di tempat temen karena takut ada begal nyawa, tapi katanya si begal nyawa ini ada di ringroad," tulis saa****
Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Dinkes Jogja Kesulitan Rekrut Nakes
"mantanku sama 2 temennya pernah ditodong pistol sama orang terus pas kabur tetep diikutin sama orang itu tapi aku selama di Jogja gapernah nemu klitih si padahal sering balik pagi jam 1 an lewat di ringroad juga," kata na****
Sementara itu, berdasar wawancara yang dilakukan suarajogja dengan komunitas sukarelawan pencegah aksi klitih yakni komunitas Jawil Jundil, selama masa PPKM sebulan terakhir aksi klitih mengalami peningkatan.
"Selama PPKM ini peningkatannya cukup lumayan. Daripada sebelum PPKM loh," kata Koordinator Lapangan (Korlap) Jawil Jundil, Guntur Irmanda Putra, saat dihubungi belum lama ini.
Guntur menjelaskan hari-hari rawan di Yogyakarta sendiri ketika sudah memasuki long weekend atau akhir pekan. Terhitung mulai pada Jumat, Sabtu dan Minggu.
Berdasarkan hasil pengamatan pihaknya, rata-rata aksi jalanan berupa klitih itu melibatkan gangster atau grup tertentu. Dengan motif sebenarnya adalah hendak untuk pergi bentrok atau tawuran antar geng.
"Rata-rata gangster atau grup cuma musuhnya sebetulnya saling tantang antar sekolah. Lalu saat sudah selesai bentrok, mereka muter pawai sambil nyari-nyari. Rata-rata selama PPKM ini. Kalau yang sebelum PPKM itu malah belum begitu marak," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Prihatin Klitih di Jogja, Komunitas Jawil Jundil Hadir Perangi Kejahatan Jalanan
-
Niat Bantu Warga, 4 Remaja Sempat Diamankan Polisi Usai Diteriaki Klitih
-
Akun IG Gangster Jogja Resahkan Publik, Berhubungan dengan Klitih Kotagede?
-
Bapas Kelas I Yogyakarta Tegaskan Objektif Sikapi Kasus Klitih di Kotagede
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
24 Jam di Malioboro Tanpa Kendaraan: Wali Kota Pantau Langsung, Evaluasi Ketat Menuju Pedestrian Permanen
-
Target Ambisius Bantul, Kemiskinan Bakal Hilang di 2026, Ini Strateginya
-
Setelah Musala Al-Khoziny Ambruk: Saatnya Evaluasi Total Bangunan Sekolah & Ponpes, Ini Kata Ahli UGM
-
Kabar Baik Petani Sleman: Penutupan Selokan Cuma 5 Tahun Sekali! Ini Kata Bupati
-
DIY Kena Pangkas Anggaran Rp170 Miliar! Begini Strategi Pemda Selamatkan APBD