Sementara itu, berdasar wawancara yang dilakukan suarajogja dengan komunitas sukarelawan pencegah aksi klitih yakni komunitas Jawil Jundil, selama masa PPKM sebulan terakhir aksi klitih mengalami peningkatan.
"Selama PPKM ini peningkatannya cukup lumayan. Daripada sebelum PPKM loh," kata Koordinator Lapangan (Korlap) Jawil Jundil, Guntur Irmanda Putra, saat dihubungi belum lama ini.
Guntur menjelaskan hari-hari rawan di Yogyakarta sendiri ketika sudah memasuki long weekend atau akhir pekan. Terhitung mulai pada Jumat, Sabtu dan Minggu.
Berdasarkan hasil pengamatan pihaknya, rata-rata aksi jalanan berupa klitih itu melibatkan gangster atau grup tertentu. Dengan motif sebenarnya adalah hendak untuk pergi bentrok atau tawuran antar geng.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Dinkes Jogja Kesulitan Rekrut Nakes
"Rata-rata gangster atau grup cuma musuhnya sebetulnya saling tantang antar sekolah. Lalu saat sudah selesai bentrok, mereka muter pawai sambil nyari-nyari. Rata-rata selama PPKM ini. Kalau yang sebelum PPKM itu malah belum begitu marak," ungkapnya.
Baru-baru ini, Guntur menceritakan sempat menemukan rombongan aksi klitih di jalanan Ringroad Selatan tepatnya di sebelah timur Terminal Giwangan. Setidaknya ada kurang lebih 10 motor yang bergerombol saat itu.
Namun dari 10 motor tersebut hanya satu motor saja yang bisa diamankan. Dan pelakunya pun, kata Guntur, masih anak di bawah umur.
Berawal dari laporan salah seorang warga setelah melihat gerombolan yang meresahkan. Personil JJ memutuskan langsung bergerak untuk melakukan penyisiran.
"Kita dari Kotagede ke arah ringroad. Ketemunya ketika sudah sampai di selatan Giwangan terus kita puter balik lagi ke arah Kotagede lewat ringroad itu ternyata berpapasan. Di situlah rombongan mengacungkan celurit dan naik di atas motor sambil memutar-mutar gir. Kita putar balik, kita kejar," jelasnya.
Baca Juga: PPKM Diperpanjang Sepekan Lagi, Serikat Buruh Jogja: Jangan Anggap Rakyat Anak Kecil
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Mie Ayam Jogja Murah Seharga Kantong Mahasiswa
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
7 Kampung Ngabuburit Populer di Jogja yang Harus Kamu Datangi di Akhir Pekan Ramadan
-
Terbaru! Daftar Harga Tiket Bus Jakarta-Jogja Lebaran 2025 Mulai Rp180 Ribuan
-
Dituduh Sastra Silalahi Kalah Judi Bola, Sosok Franky Kessek Bukan Fans Timnas Sembarangan
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Kecelakaan KA Bathara Kresna Picu Tindakan Tegas, 7 Perlintasan Liar di Daop 6 Ditutup
-
Arus Balik Pintu Masuk Tol Jogja-Solo Fungsional di Tamanmartani Landai, Penutupan Tunggu Waktu
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai
-
Guru Besar UGM Diduga Lecehkan Mahasiswa, Jabatan Dicopot, Status Kepegawaian Terancam