SuaraJogja.id - Wacana pengajuan Sumbu Filosofi DIY menjadi salah satu Warisan Budaya Dunia Tak Benda kepada UNESCO jalan terus meski saat ini DIY masih harus menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Penataan kawasan Malioboro sebagai bagian dari sumbu filosofi tersebut pun terus dilakukan.
" Kita tidak pernah berhenti proses [pengajuan sumbu filosofi] yang kita lakukan di malioboro meski ppkm," ujar Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti saat dikonfirmasi, Kamis (26/08/2021).
Dicontohkan Yetti, pengembangan Malioboro sebagai kawasan pedesterian masih dikebut. Diantaranya penataan sekitar 17 sirip-sirip jalan di kawasan tersebut seperti di Jalan Perwakilan yang tahun ini akan ada penataan melalui pembangunan fisik.
Penataan kawasan penyangga di Kota Yogyakarta juga terus dilakukan. Diantaranya kawasan Tugu atau Jalan Margo Utomo dan Jalan Jendral Sudirman yang kini jadi kawasan semi pedestrian.
"Kami juga bicara tentang wilayah-wilayah penyangga karena kalau bicara sumbu filosofi ini kan masuk dalam pusat kota sehingga treatment pengelolaannya beda dengan kawasan lain yang tidak masuk dalam kawasan heritage," tandasnya.
Yetti menambahkan, Pemkot Yogyakarta akan mengevaluasi kebijakan semi pedestrian di kawasan Malionoro. Namun kebijakan baru belum akan digulirkan sebelum PPKM selesai.
Perencanaan penetapan sumbu filosofi juga terus dilakukan. Diantaranya manajemen pengunjung kawasan Malioboro yang selama ini sering melebihi kapasitas yang ada.
"Sebelum pandemi bahkan pernah malioboro dikunjungi sekitar 80 ribu pengunjung. Itu kan tidak sehat sebagai kawasan pedestrian dan untuk menjaga lingkungan [malioboro]. Artinya kita harus punya manajemen pengelolaan pengunjung, misalnya dengan membatasi durasi waktu [pengunjung]," ungkapnya.
Sementara Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Yogyakarta, Ekwanto mengungkapkan diperlukan kontribusi masyarakat dalam mendukung penetapan indikator sumbu filosofi yang diberlakukan UNESCO. Diantaranya penataan toko-toko di kawasan Malioboro yang dikembalikan sesuai fasad atau wajah bangunan awal.
Baca Juga: Uji Coba Pembukaan Mall di DIY Masuk Hari Ketiga, Kunjungan Masih Landai
"Kami juga harus minta kerjasama dengan mereka agar toko-toko di malioboro juga mau ditata dengan baik," jelasnya.
Penataan kawasan Malioboro untuk mendukung sumbu filosofi, lanjut Ekwanto bukanlah perkara mudah. Sebab kawasan tersebut sangat heterogen dan aspek ekonomi jadi kendala utama.
Misalnya kebijkaan penutupan kawasan Malioboro untuk dijadikan pedesterian pada pukul 18.00 WIB yang tidak disetujui oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pemilik toko. Padahal untuk mendukung kawasan tersebut sebagai warisan budaya, kebijakan kawasan pedesterian wajib diberlakukan.
"Karenanya ini perlu terus disosialisasikan ke masyarakat," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru
-
Kominfo Bantul Pasrah Tunggu Arahan Bupati: Efisiensi Anggaran 2026 Hantui Program Kerja?
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini
-
Tangisan Subuh di Ngemplak: Warga Temukan Bayi Ditinggalkan di Kardus