SuaraJogja.id - Nelayan di Kabupaten Bantul mengapresiasi pemisahan Dinas Kelautan dan Perikanan dari Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP). Dengan demikian, Dinas Pertanian dan Pangan akan berdiri sendiri.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bantul, Suyanto menyampaikan, pembentukan Dinas Kelautan dan Perikanan merupakan salah satu usulannya. Usulan itu disampaikan kepada Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat resmi menjabat sebagai bupati.
"Kami sangat senang dan mendukung karena memang pembentukan dinas itu kami yang minta saat audiensi dengan Pak Halim saat dilantik jadi bupati," tutur Suyanto kepada SuaraJogja.id, Selasa (31/8/2021).
Menurutnya, pembentukan dinas baru tersebut penting karena selaras dengan visi misi Gubernur DIY Sri Sultan HB X yakni abad samudera hindia. Mengingat Kabupaten Bantul punya potensi hasil laut yang dapat dimanfaatkan.
"Artinya Dinas Kelautan dan Perikanan mutlak diperlukan untuk mengampu kegiatan warga pesisir," ungkapnya.
Sejatinya nelayan tak mempersoalkan penggabungan atau pemisahan dinas tersebut. Kendati demikian, jika Dinas Kelautan dan Perikanan sudah terealisasi dianggap bisa lebih membantu para nelayan.
Pasalnya, dari sisi anggaran, sambung Suyanto, akan lebih optimal. Selama ini anggaran untuk nelayan belum maksimal karena harus berbagi dengan sektor pertanian.
"Jika berdiri sendiri kan secara anggaran untuk nelayan-nelayan bisa lebih maksimal. Sebab selama ini anggaran di sektor kelautan kalah dengan yang pertanian," ujarnya.
Ia mengatakan, ke depannya Dinas Kelautan dan Perikanan bisa menganggarkan sendiri, membuat program, dan mengatur rumah tangganya sendiri. Dengan demikian, kesejahteraan nelayan dan pengusaha perikanan bisa maksimal.
Baca Juga: CPNS Wajib Tes Swab Antigen atau PCR, BKPP Bantul: Belum Ada Tindak Lanjut
"Harapannya bisa memajukan perikanan di Bantul, terutama sektor perikanan tangkap dan budidayanya. Begitu juga yang pengolahan dan pemasaran didukung fasilitas yang diberikan dinas," katanya.
Ihwal anggaran untuk nelayan, diakuinya, dia tidak tahu berapa nominalnya. Namun, selama 1,5 tahun terakhir ini tidak ada anggaran pada sektor kelautan karena dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19.
"Saya tidak tahu pasti (anggaran yang diberikan dinas) karena di tingkat bawah. Untuk akhir-akhir kami enggak menerima bantuan anggaran karena pandemi Covid-19," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Pengujian Abu Vulkanik Negatif, Operasional Bandara YIA Berjalan Normal
-
Tabrakan Motor dan Pejalan Kaki di Gejayan Sleman, Nenek 72 Tahun Tewas di Lokasi
-
Dugaan Korupsi Miliaran Rupiah, Kejati DIY Geledah Kantor BUKP Tegalrejo Jogja
-
Tak Terdampak Erupsi Semeru, Bandara Adisutjipto Pastikan Operasional Tetap Normal
-
AI Anti Boros Belanja Buatan Pelajar Jogja Bikin Geger Asia, Ini Kecanggihannya!