Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 03 September 2021 | 14:11 WIB
Warga Gunungkidul terpaksa tinggal di kandang tengah hutan akibat jeratan rentenir. [Kontributor / Julianto]

"Saya hutang Rp10 juta ke BPR dengan agunan sertifikat tanah yang ada rumah bantuannya itu,"ujar dia.

Namun dalam perjalanannya mereka tak mampu lagi membayar cicilan yang menjadi kewajiban. Tahun 2012 ngadiono memutuskan untuk pergi ke pulau Bangka bekerja di perkebunan sawit.Harapannya dengan bekerja di perkebunan kelapa sawit mata mereka mampu pembayaran cicilan di Bank BPR tersebut.

Namun kenyataannya di pulau bangka Ngadiono tidak mendapatkan pekerjaan. Istrinya pun kembali mengajukan hutang Rp5 juta ke sebuah Koperasi Syariah dengan agunan BPKB sepeda motor. Tak hanya itu istri Ngadiono pun mulai terjerat hutang dari rentenir.

"Tak hanya 1 rentenir, namun saya terjerat hingga 7 rentenir,"papar Sumini.

Baca Juga: Kuota Kerap Habis di Kotanya, Gadis Asal Sukoharjo Ini Nekat Ikut Vaksinasi di Gunungkidul

Rentenir inilah yang membuatnya terpuruk. Karena waktu pertama kali ia hanya mengajukan hutang Rp500 ribu untuk jangka waktu 10 hari. Setiap hari ia harus membayar cicilan sebesar Rp55 ribu. Sehingga total hutangnya menjadi Rp750 ribu.

Dalam perjalanannya ia tak mampu membayar cicilan sehingga mengajukan hutang kembali ke rentenir lain untuk menutup cicilan rentenir sebelumnya. Demikian terus terulang hingga 7 rentenir ia hutangi.

"Saya itu hutang cuma Rp250 ribu sampai Rp500 ribu. Tapi karena tak bisa menyicil ya akhirnya jadi besar jumlahnya,"kenangnya.

Selain untuk hidup, wanita ini sengaja meminjam uang di rentenir untuk membayar cicilan di Koperasi. Sementara di BPR, ia sudah tidak mampu membayar angsuran lagi.

Apes, keluarga ini juga tak mampu membayar cicilan di Koperasi hingga akhirnya satu-satunya motor untuk berjualan disita Koperasi jika ingin dianggap lunas. Kehidupan Sumini yang ditingal suami merantau kian memprihatinkan.

Baca Juga: Terpuruk Akibat PPKM, Pelaku Wisata Gunungkidul Terpaksa Jual Ternak untuk Bayar Angsuran

"Suami saya pulang. Dan lantas menjual rumah bantuan itu ke adik untuk menutup hutang di BPR. Rumah laku Rp15 juta dibeli adik ipar saya,"ujar Sumini.

Load More