Teror demi teror pun mereka terima karena cicilan di rentenir tidak ada yang bisa mereka bayar. Hingga akhirnya Ngadiono dan keluarga bedol deso ke Sumatera. Mereka merantau karena sudah jenuh dikejar rentenir.
5 tahun merantau di Sumatera akhirnya Ngadiono memutuskan untuk kembali pulang ke Gunungkidul. Awalnya keluarga ini pulang ke rumah orangtua Sumini di Kapanewon Semanu. Namun mereka hanya bertahan selama 4 bulan karena alasannya tidak bisa mendapatkan pekerjaan.
"Terus saya balik ke Kedungranti. Saya awalnya tinggal di rumah yang saya jual dulu. Namun karena ndak enak, saya akhirnya tinggal di hutan,"kata Sumini.
Tinggal di Hutan Hingga Terpaksa Mencuri
Baca Juga: Kuota Kerap Habis di Kotanya, Gadis Asal Sukoharjo Ini Nekat Ikut Vaksinasi di Gunungkidul
Terhitung 3 tahun mereka tinggal di hutan milik Perhutani. Untuk bertahan hidup, mereka menanam berbagai tanaman mulai dari ketela hingga sayur-sayuran di sela-sela tanaman kayu putih milik Perhutani. Tiga tahun lebih, Sumini mengaku hidup tentram meskipun tinggal di hutan yang letaknya sekitar 1 kilometer dari tanah kelahirannya.
Seminggu sekali Sumini mengaku pergi ke perkampungan untuk menjual sayur yang ia tanam serta membeli bumbu dapur guna keperluan memasak. Namun suatu hari, ia terpaksa mencuri beras karena memang tak ada lagi uang untuk membeli beras.
Lima bulan yang lalu, ia mendapatkan tawaran untuk memelihara dua ekor sapi milik saudara mereka. Awalnya, keluarga ini ingin membangun kandang di dekat mereka tinggal di hutan milik Perhutani. Pihak Perhutani tidak mengijinkan jika keluarga ini membangun kandang sapi di area hutan.
"Terus saya minta ijin sama orangtua untuk mbangun kandang di sini (dekat sungai),"terangnya.
Karena capek bolak-balik dari ladang ke kandang maka akhirnya keluarga ini memutuskan untuk membuat sebuah kamar menyatu dengan kandang sekadar untuk tidur dan beraktivitas lainnya. Hingga akhirnya mereka benar-benar tinggal berbagi dengan 3 hewan ternak.
Baca Juga: Terpuruk Akibat PPKM, Pelaku Wisata Gunungkidul Terpaksa Jual Ternak untuk Bayar Angsuran
"Jadi awalnya sapi hanya dua, terus beranak 1. Anaknya milik saya,"ungkapnya.
Berita Terkait
-
Ada Wacana Pemerintah Mau Alihkan Dana Desa untuk Bentuk KopDes Merah Putih
-
Kemenkop dan Aspenda Jajaki Kerja Sama untuk Mitigasi Risiko Fraud di Kopdes Merah Putih
-
Gandeng Mendes, Menhut Siap Sulap 15 Ribu KUPSjadi Koperasi
-
Awalnya Tak Mau Tanggapi Isu Mundur sebagai Kepala PCO, Hasan Nasbi: Hari ini Saya Masih Ngantor
-
Bolehkah Membayar Hutang Puasa Orang Tua yang Sudah Meninggal? Ini Penjelasan Lengkapnya
Tag
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja