SuaraJogja.id - Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) UPN Veteran Yogyakarta mengadu ke Komnas HAM. Aduan yang dilakukan secara daring itu dilakukan menyusul keluarnya perjanjian kerja yang merugikan ratusan pegawai kampus pasca UPN Veteran Yogyakarta ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pada 2014 silam. Sebagai PTN justru membuat status kepegawaian mereka menjadi tak jelas.
“Dalam perjanjian kerja tersebut masa kerja kami tidak diakui. Pendidikan S3 para dosen juga tidak diakui” ungkap Ketua Forum pegawai eks Pegawai tetap Yayasan (PTY) UPN Veteran Yogyakarta, Arif Riyanto, Kamis (16/09/2021).
Karenanya selain mengadukan kasus tersebut ke Komnas HAM, ratusan dosen dan pegawai eks PTY tidak menandatangi perjanjian kerja PPPK yang dilakukan pada Senin (13/09/2021) kemarin. Sebab bila perjanjian kerja tersebut ditandatangani, maka yang dirugikan selain dosen dan tendik juga institusi UPN “Veteran” Yogyakarta sendiri.
Ditambahkan Ketua Ikatan Lintas Pegawai Perguruan Tinggi Baru (ILP-PTNB), Diyah Sugandini, kualifikasi mereka sebagai dosen menjadi sangat rendah bila menandatangani kontrak kerja. Para dosen tersebut juga tidak bisa mengajar di Program Studi Magister dan Doktoral.
Baca Juga: Soal Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Pegawai KPI, Komnas HAM: Keterangan Polisi Penting
“Kami tidak menolak tanda tangan. Kami hanya menunda hingga dilakukan perbaikan perjanjian kerja yang lebih mencerminkan keadilan bagi semua pihak," tandasnya.
Sementara Ketua Komisi HAM Damanik ketika menerima pengaduan tersebut mengungkapkan kontrak kerja P3K di Perguruan Tinggi Negeri Baru (PTNB) tersebut bisa terindikasi melanggar HAM. Indikasi ini muncul karena kontrak tersebut merugikan dosen dan tenaga kependidikan serta dibuat berdasar abuse of power maka jelas melanggar HAM.
"Padahal seharusnya peningkatan status menjadi PTN bagi UPN Veteran Yogyakarta menjadi berkah bagi semua sivitas akademika di dalam kampus. Juga membawa peningkatan pula pada jaminan kerja bagi dosen dan tendik, bukan malah sebaliknya merugikan,” tandasnya.
Terkait pengaduan dari ratusan dosen dan tendik ini, Damanik berjanji untuk menindaklanjutinya dengan dua langkah. Langkah pertama melaluui penyelidikan dan pemantauan. Melalui langkah ini Komnas HAM dapat melakukan penyelidikan dengan memanggil semua pihak yang berkaitan untuk dimintai keterangan.
“Semua pihak yang dipanggil harus memenuhi panggilan Komnas HAM. Dari penyeledikan ini kemudian akan dikeluarkan rekomendasi oleh Komnas HAM," jelasnya.
Baca Juga: Komnas HAM Periksa KPI Selama Dua Jam Terkait Kasus Pelecehan Seksual
Langkah kedua dilakukan melalui mediasi. Dalam langkah ini Komnas HAM akan bertindak sebagai mediator bagi pihak-pihak yang bersengketa.
“Dalam langkah ini, semua pihak yang bersengketa harus berjanji secara tertulis untuk memperbaiki kekeliruan dan kekurangan yang ada dalam kontrak," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Potret Aksi 411 Tuntut Jokowi Diadili dan Fufufafa Ditangkap
-
Blak-blakan! Legislator NasDem Usul Pemilu Digelar 10 Tahun Sekali Demi Balik Modal Nyaleg Rp 20 Miliar
-
Rapat Bareng Baleg, Komnas HAM Desak DPR Segera Sahkan RUU PPRT yang Lama Mandek
-
Getol Ungkit Kasus HAM hingga Dampak PSN di Papua, Kantor Redaksi Jubi Diteror Bom Molotov Gegara Kritik Pemerintah?
-
Teror Molotov di Kantor Redaksi Media Jubi Papua, KKJ Lapor Komnas HAM Desak Usut Tuntas!
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Daftar Petinggi Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), Viral Usai Video Razia RM Padang
- Penampilan Happy Asmara Saat Manggung Jadi Omongan Warganet: Semakin Hari Kelihatan Perutnya...
- Kecurigaan Diam-diam Paula Verhoeven sebelum Digugat Cerai Baim Wong: Kadang Chat Siapa Sih?
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
Pilihan
-
Terkuak! Ini Sosok Striker Keturunan yang Segera Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Punya Darah Medan!
-
Batubara Ekspor Sumber Global Energy Dikomplain Vietnam karena Tak Sesuai Nilai Kalori
-
Harga Emas Antam Hari Ini Terpeleset Jatuh Rp30.000, Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Meski Diupayakan, Menhub Tak Jamin Harga Tiket Pesawat Turun Jelang Nataru
-
Derbi Keturunan! Julian Oerip Cetak Gol Saat AZ Bantai Samuel Silalahi di UEFA Youth League
Terkini
-
Ingin Berobat, Ibu Asal Semanu Ini Justru Jadi Korban Pelecehan Seksual
-
Aksi Begal Payudara Meresahkan Warga di Sleman, Polisi Pastikan Kejar Para Pelaku
-
Sampah Menumpuk di Jogja, Sejumlah Ruas Jalan Tergenang Saat Hujan Deras
-
Diduga Lakukan Politik Uang Jelang Pilkada, Singgih dan Istri Dilaporkan ke Bawaslu Kota Yogyakarta
-
Diminta Tak Tergesa-gesa, DPRD Kota Jogja Minta Wacana Buang Sampah Berbayar Dikaji Lagi