Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 30 September 2021 | 16:25 WIB
Leo Mulyono, penyintas tragedi G30S. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Mereka sempat tidak doyan makan. Sebab makanan napi yang tidak layak untuk dikonsumsi. Sehari dua hari tidak doyan makan tetapi akhirnya mereka memutuskan untuk makan seadanya. Ada pihak dari luar yang mengirim makanan tapi tidak diperbolehkan.

"Masuk November. November ini kok, kita kan mikirnya kalau Jogja aman akan dibebaskan. Malah banyak lagi yang masuk. Yo uwes nek kancane teko ki berarti ra iso bali. (Ya sudah kau temannya datang berarti tidak bisa pulang). Jadi itu Jogja terus semua operasi ditangkapi. Ternyata tidak hanya ditangkap, yang dibunuh juga ada," terangnya. 

Ia hanya bisa pasrah bersama dengan teman-teman yang sudah masuk jeruji besi tadi. Lalu akhirnya dipindah ke Blok L, yang kata Leo, semacam penjara di dalam penjara. Melihat dari kondisi di sekeliling blok L yang masih dipasangi kawat berduri dan pintu masuk dikunci.

Masuk tahun baru 1966, ia dan teman-teman lainnya sudah membayangkan bahwa akan dibebaskan. Tapi harapan itu tidak terwujud. Mereka tetap harus berada di dalam tahanan. 

Baca Juga: Berdiri Tugu Palu Arit di Palembang, Puluhan Kantor Serikat Buruh

Bertahan hidup di dalam jeruji besi dengan kondisi seadanya, yang diawasi tidak hanya oleh aparat tapi juga oleh napi.

Bahkan dari pengalamannya berada di penjara itu, Leo sadar bahwa ternyata saat itu narapidana punya nilai lebih dari pada mereka -- mahasiswa yang ditahan. Walaupun sama-sama semua ditahan.

"Kita menilai kriminal ternyata lebih baik daripada kita yang mahasiswa," ucapnya.

Kejadian horor juga tak luput dari pengalamannya. Termasuk saat pemanggilan rekan-rekan yang ada di dalam rombongannya tengah malam oleh petugas.

Sebab dari pengalaman yang sudah-sudah, beberapa kawannya ada yang dipanggil setelah maghrib itu tidak kembali lagi, istilahnya itu di "bon" kata Leo.

Baca Juga: Kumpulan 30 Link Download Twibbon Peringatan G30S PKI

Suatu ketika ia menjadi salah satu nama yang dipanggil tengah malam. Namun ia bergeming dan memilih diam.

Load More