Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 30 September 2021 | 16:25 WIB
Leo Mulyono, penyintas tragedi G30S. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Akhirnya tibalah Leo di Pulau Buru, Maluku. Diceritakan Leo, bahwa ia juga tahu kalau di sana juga terdapat sosok Pramoedya Ananta Toer. Meski memang berbeda unit, jika Leo di unit 4, Pram berada di unit 3.

"Ketemu Pak Pram juga. Terakhir dia itu ditarik ke markas komando kok. Ngarang Bumi Manusia itu kan dia ada di mako. Saya juga ada di mako tapi tukang angon kuda, kuda komandan markas komando," terangnya.

Pada medio tahun 1971-1973 itu ada sejumlah keluarga dari beberapa teman Leo yang datang untuk menjenguk. Leo yang saat itu masih lajang lalu dipindahkan ke unit 1.  

Di Pulau Buru sendiri, Leo mengaku telah membuat sejumlah karya yang mungkin hingga saat ini masih ada. Di antaranya Gedung Kesenian, jalan-jalan yang ada di sana, hingga Tugu di Savanajaya.

Baca Juga: Berdiri Tugu Palu Arit di Palembang, Puluhan Kantor Serikat Buruh

"Gedung kesenian itu yang buat saya, jalan-jalan itu yang ngerancang saya sama Rukmono (temannya saat di Pulau Buru). Terus ada Tugu di Savanajaya, itu yang natah saya dan Rukmono sekarang udah meninggal. Mahat itu pakai paku. Terus dibangun sekarang," ungkapnya.

Stempel PKI dan Cinta Deborah

Akhirnya, setelah 14 tahun berjuang untuk tetap bertahan di berbagai penjara tanpa ada latar belakang yang jelas mengapa ia ditahan. Leo bisa menghirup udara bebas pada tahun 1979.

Namun sepulangnya ke Jogja kebebasan itu belum sepenuhnya dirasakan. Leo yang dulu indekost di daerah Wirobrajan, Jalan Wates nomer 25 setelah 14 tahun tidak diterima lagi di sana.

Ia bahkan sempat diminta untuk menginap sementara di Koramil Wirobrajan. Tetapi Leo menolak. Ia lebih memilih mencari Pak Lik-nya untuk tinggal sementara saat masa kepulangannya ke Jogja itu.

Baca Juga: Kumpulan 30 Link Download Twibbon Peringatan G30S PKI

Selain itu, Leo juga masih harus melakukan Santiaji Pancasila. Salah satu program sebagai indoktrinasi bagi para eks tapol PKI. Hal itu perlu dilakukan karena para eks tapol tersebut dianggap memiliki pemahaman yang tidak sesuai atau menyimpang dari ideologi bangsa.

Load More