SuaraJogja.id - Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman Eko Suharganto menyatakan bahwa saat ini tingkat keterisian selter penanganan pasien Covid-19 di wilayahnya sudah jauh menyusut. Nantinya akan dilakukan evaluasi lanjutan terkait pemanfaatan sejumlah selter yang ada di Bumi Sembada itu.
Eko menjelaskan, di Sleman sendiri terdapat lima selter atau Fasilitas Kesehatan Darurat Covid-19 (FKDC) yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten. Di antaranya adalah Asrama Haji, Rusunawa Gemawang, Selter UII, UNISA dan Balai Besar Latihan Ketransmigrasian (BBLK) Yogyakarta.
"Sekarang hari ini saja keterisian di Asrama Haji hanya 2, lalu Gemawang 1, UII 0, Unisa 0, Balatran juga 0," kata Eko saat dihubungi awak media, Selasa (5/10/2021).
Disampaikan Eko bahwa penurunan keterisian di lima selter yang ada itu sudah dirasakan sejak dua minggu terakhir. Hingga sekarang yang terbukti dari lengangnya selter-selter itu.
"Sejak dua minggu yang lalu mulai menurun-menurun itu sampai sekarang," ungkapnya.
Ditegaskan Eko hingga saat ini ke lima selter yang ada tersebut masih aktif. Dalam artian jika ada pasien yang terpapar Covid-19 bisa memanfaatkan fasilitas selter itu.
Nantinya akan dilakukan evaluasi terlebih dahulu dari sejumlah intansi terkait terkait penggunanya. Mengingat kondisi yang sudah jauh berbeda dibanding beberapa lalu.
"Iya masih aktif. Baru akan evaluasi Dinkes maupun BPBD karena keterisian sudah menurun, bahkan kosong rata-rata," tuturnya.
Evaluasi nanti, kata Eko, guna membahas lebih lanjut keberlangsungan lima shelter tersebut. Dengan pertimbangan keterisian selter dan jumlah penurunan kasus harian Covid-19 di Sleman yang sudah semakin baik.
Baca Juga: Dinsos DIY Tutup 35 Selter dan Tempat Isoter, Hanya Tersisa 1 yang Masih Aktif
"Itu kan perlu evaluasi karena kan terkontaminasinya. Kan sekarang itu untuk Sleman sudah di bawah 25 orang (yang terpapar Covid-19 perhari) itu aja rata-rata mintanya isoman karena tidak berat," ujarnya.
Pihaknya juga tidak menutup kemungkinan bakal melakukan penutupan bagi kelima selter itu. Atau mungkin dengan menyisakan satu selter yang berstatus stand by.
"Ya mungkin untuk sementara nanti diberhentikan dulu nanti baru kalau memang dibutuhkan nanti diisi kembali. Intinya itu semua masih dalam evaluasi, nanti keputusan lanjut nunggu dari hasil evaluasi," tegasnya.
Ditanya mengenai selter yang berada di desa-desa, Eko mengungkapkan bahwa itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab desa. Sedangkan Dinsos dan Pemkab Sleman hanya sebatas mendukung dari segi bantuan jaminan hidup (jadup).
"Untuk selter desa tidak termasuk, itu pengelolaan dari desa. Kita hanya mendukung dari persiapan jadupnya," tandasnya.
Sebelumnya sebanyak 32 titik selter penanganan pasien Covid-19 yang dikelola oleh Dinas Sosial (Dinsos) DIY resmi dinyatakan tutup. Saat ini hanya tinggal satu selter yang masih aktif dengan satu pasien tersisa.
Berita Terkait
-
Dinsos DIY Tutup 35 Selter dan Tempat Isoter, Hanya Tersisa 1 yang Masih Aktif
-
Kasus Baru Covid-19 Signifikan Menurun, Pemkot Jogja Nonaktifkan Selter Terpadu
-
8 Kapanewon Catat Nol Kasus, Dinkes Sleman Tetap Tekankan Waspada Gelombang Ke-3 Covid-19
-
Kasus Covid-19 di DIY Turun Drastis, Tiga Tempat Isoter Ditutup
-
Covid-19 di DIY Didominasi Pasien Sembuh, Kasus Baru 67 Orang
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Hentikan Pemburu Rente, Guru Besar UGM Nilai Program MBG Lebih Aman Jika Dijalankan Kantin Sekolah
-
Satu Kampung Satu Bidan, Strategi Pemkot Yogyakarta Kawal Kesehatan Warga dari Lahir hingga Lansia
-
Malioboro Jadi Panggung Rakyat: Car Free Day 24 Jam Bakal Warnai Ulang Tahun ke-269 Kota Jogja
-
Lebih dari Sekadar Rekor Dunia, Yogyakarta Ubah Budaya Lewat Aksi 10 Ribu Penabung Sampah
-
Wisata Premium di Kotabaru Dimulai! Pasar Raya Padmanaba Jadi Langkah Awal Kebangkitan Kawasan