SuaraJogja.id - Penambangan pasir dan batu yang ada di aliran kali Progo tepatnya di Padukuhan Jomboran, Kalurahan Sendangagung, Kapanewon Minggir, Sleman terus berlanjut setelah warga memprotes pada Desember 2020 lalu. Meski pihak penambang telah mengantongi izin, mereka tidak memperhatikan kondisi lingkungan yang berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat.
Warga Jomboran, Iswanto menjelaskan sejak polisi menaikkan status pelaporan pihak penambang kepada dua warga Jomboran menjadi penyidikan, warga tidak lagi melakukan aksi penyaluran aspirasi.
"Sudah tidak ada lagi kegiatan warga ke tempat penambangan. Penambangan terus dilanjutkan setelah kami dilaporkan itu," ungkap Iswanto dihubungi SuaraJogja.id, Selasa (19/10/2021).
Ia mengatakan bahwa pihak penambang lebih bebas lagi melakukan aktivitas di aliran Kali Progo. Bahkan menurut Iswanto, pengawas tambang juga tidak pernah ditemui di lokasi.
"Dadi di jarke wae (jadinya dibiarkan saja)," ujar Iswanto.
Iswanto menganggap bahwa penambangan itu memang tidak akan berdampak kepada pengusaha. Namun warga yang tinggal 25-50 meter dari Kali Progo tempat penambangan tersebut akan merasakan imbasnya.
"Seperti di Jomboran, sekarang sumur-sumur saja sudah kering. Beberapa warga memilih membeli air. Ini kan menyulitkan kami. Akhirnya kami melakukan protes, malah dilaporkan," kata dia.
Tidak hanya itu, aktivitas tambang yang berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo juga memberi dampak kepada warga Padukuhan Wiyu. Dampak yang dirasakan juga sama yaitu kekeringan.
Dari informasi yang diterima Iswanto, penambangan rencananya akan diperluas ke Sendangagung, Kembang Nanggulan, Kulonprogo dan Kalibawang yang berbatasan dengan Kabupaten Magelang.
Baca Juga: Jelang Lawan PSS Sleman, Persib Bandung Berlatih Dua Kali Sehari
"Katanya, pengajuan sudah ke Dinas Perizinan dan Penanaman Modal (DPPM) DIY. Tapi menurut kami janggal, karena untuk izin tambang harusnya kan ke pemerintah pusat, kenapa masih diurus di provinsi?. Jika sampai benar penambangan itu diperluas, kami malah curiga," kata dia.
Warga, kata Iswanto berharap ada kebijakan pemerintah untuk mengambil langkah tegas. Selain itu warga juga menuntut agar penambangan dihentikan.
"Jika terus dilakukan (penambangan) siapa yang bisa menjamin kelestarian lingkungan di sini. Kalau sudah rusak yang merasakan hanya warga," kata dia.
Sebelumnya, dua warga Jomboran dilaporkan oleh penambang, Pramudya Afgani terkait aksi protes yang pernah dilakukan warga Desember 2020 lalu. Warga dilaporkan ke polisi karena dugaan menghalangi usaha tambang seperti tertuang di Pasal 162 UU Minerba.
Pasrah tidak bisa berbuat banyak, warga Jomboran mengadu untuk mendapat pendampingan ke LBH Yogyakarta dan Walhi Yogyakarta.
Berita Terkait
-
Advokat di Jogja Sepakat Kawal Warga Jomboran yang Dikriminalisasi Soal Kasus Kali Progo
-
Praktik Tambang di Kali Progo Berujung Kriminalisasi Warga, Walhi Minta Pemda DIY Tegas
-
Warga Dikriminalisasi karena Tolak Penambangan di Kali Progo, Ini Kata Kapolres Sleman
-
Warga yang Tolak Penambangan di Kali Progo Dikriminalisasi, Ini Kata LBH Yogyakarta
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru
-
Kominfo Bantul Pasrah Tunggu Arahan Bupati: Efisiensi Anggaran 2026 Hantui Program Kerja?
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini
-
Tangisan Subuh di Ngemplak: Warga Temukan Bayi Ditinggalkan di Kardus