SuaraJogja.id - Turunnya PPKM ke level 2 di DI Yogyakarta dimanfaatkan sejumlah warga luar kota dan Jogja untuk berwisata. Destinasi wisata seperti Malioboro dan wisata lainnya sudah ramai dikunjungi wisatawan saat ini.
Tak Dipungkiri, padatnya Malioboro bisa jadi munculnya penularan Covid-19 jika tak disiplin dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes). Maka dari itu sejumlah Bregada di sekitar Kalurahan setempat ikut mengingatkan wisatawan untuk taat prokes.
Seorang Bregada Saeka Kapti dari Kalurahan Sosromenduran, Kemantren Gedongtengen, Fatturahman (23) mengatakan bahwa kondisi Malioboro sudah ramai sejak Sabtu (23/10/2021).
"Sejak kemarin Bregada ini dilibatkan. Jadi memang mengenalkan lagi ke wisatawan bahwa di Jogja memiliki Bregada sebagai salah satu budaya yang perlu diketahui dan dilestarikan," ujar Faturrahman ditemui SuaraJogja.id, di Malioboro, Minggu (24/10/2021).
Baca Juga: Tolak Pemakaman Jenazah Secara Protokol Kesehatan, Muncul Klaster Takziah di Sedayu Bantul
Ia melanjutkan bahwa keterlibatan Bregada baru dilakukan sejak PPKM Level 2. Selain itu mereka juga membawa sejumlah poster untuk mengingatkan wisatawan menerapkan prokes yang ketat.
"Jadi sambil berkeliling, kami membawa poster-poster imbauan prokes ke warga yang ke Malioboro. Jadi meski sudah ramai, aturan prokes ini tidak diabaikan oleh wisatawan," terang dia.
Selain Faturrahman, Bregada lainnya, Bima (13) juga ikut andil untuk mengingatkan wisatawan di Malioboro. Dirinya berkeliling mulai pukul 16.00-20.00 WIB.
"Kemarin sudah dimulai, nanti dilanjutkan terus setiap hari Sabtu dan Minggu saja," kata dia.
Jalan Malioboro yang terdiri dari dua Kemantren Gedongtengen dan Gondokusuman melibatkan sedikitnya 23 Bregada. Secara bergantian tiap Kalurahan akan menerjunkan Bregadanya masing-masing ketika akhir pekan.
Baca Juga: Unhas Mulai Gelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas dengan Protokol Kesehatan Covid-19
"Jadi kami ada jadwalnya dan berganti-ganti tiap akhir pekan. Tujuannya bisa saling mengingatkan wisatawan untuk taat prokes," ujar dia.
Berita Terkait
-
Seruit Bukan Satu-satunya, Ini 6 Kuliner Lampung yang Siap Manjakan Lidahmu
-
Rahasia Kota Gadis, Ini 6 Kuliner Madiun yang Bikin Wisatawan Asing Ketagihan
-
Kemenpar Sambut Baik Wisatawan Korut yang Makin Banyak ke Indonesia: Kita Welcome
-
10 Pantai Eksotis di Jogja yang Wajib Masuk List Liburan Lebaran 2025
-
Plengkung Gading Ditutup, Ini 7 Kuliner Tersembunyi yang Jadi Incaran Wisatawan Jogja
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Dear Petinggi BEI, IHSG Memang Rapuh dan Keropos!
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
Terkini
-
Sleman Pastikan Tak Ada ASN Bolos, Tapi Keterlambatan Tetap Jadi Sorotan
-
Pemda DIY Ngebut Bangun Sekolah Rakyat, Siswa Miskin Bisa Sekolah Juli 2025
-
Pengawasan Jebol hingga Daging Sapi Antraks Dijual Bebas, 3 Warga Gunungkidul Terinfeksi
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada