SuaraJogja.id - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas di 28 sekolah di Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul terpaksa dihentikan. Pasalnya, penularan virus corona yang bersumber dari klaster takziah semakin meluas.
Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Bantul Titik Suwarti mengatakan, dari 28 sekolah tersebut, 24 adalah sekolah dasar dan empat lainnya SMP.
"Kami setop PTM terbatas di antaranya SMPN 1 Sedayu dan SMPN 2 Sedayu," kata Titik kepada SuaraJogja.id, Selasa (9/11/2021).
Selain SD dan SMP, PTM terbatas di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pun dihentikan. Penghentian PTM dimulai sejak 5 November hingga 19 November 2021.
"Sekolah-sekolahnya kami tutup sementara selama 14 hari dulu sesuai protokol kesehatan," jelasnya.
Meskipun sekolah ditutup, kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan seperti biasa secara daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Jadi meski sekolahnya ditutup tetapi KBM dialihkan ke PJJ," katanya.
Disdikpora menekankan bahwa perlu kerja sama antar komponen masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Yang terutama adalah kejujuran.
"Semua saling mengingatkan untuk taat protokol kesehatan. Yang paling penting itu kejujuran," ucapnya.
Baca Juga: 75 Orang di Sleman Positif Covid-19 Tertular Klaster Takziah Sedayu, Bupati: Jangan Ngeyel
Seperti diketahui, guna mengantisipasi semakin meluasnya penularan virus, Pemda DIY meminta seluruh sekolah di Kapanewon Sedayu untuk ditutup sementara. Semua siswa pun kembali mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) alih-alih Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
"Untuk SMA/SMK ada empat sekolah yang kita minta ditutup sementara di kapanewon sedayu dan siswa belajar di rumah," ujar Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (disdikpora) DIY, Didik Wardaya di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (08/11/2021).
Selain SMA/SMK, Didik meminta Dikpora Bantul juga menutup sekolah-sekolah lan sekitar Kapanewon Sedayu. Sebab sekolah-sekolah tersebut saling berdekatan sehingga berpotensi menularkan COVID-19.
Menurut Didik, penutupan sekolah di Kapanewon tersebut dilakukan sejak seminggu terakhir. Penutupan dilakukan selama 14 hari sembar menunggu hasil tracing klaster tersebut.
"Kalau dari hasil evaluasi tersebut memungkinkan untuk ptm ya kita buka, kalau tidak ya tetap daring. Sekolah-sekolah yang masuk aglomerasi [penularan covid-19] harus tetap daring," ujarnya.
Didik menambahkan, dari hasil tracing siswa yang terpapar, hampir semua Orang Tanpa Gejala (OTG). Sebab sebagian besar siswa SMA/SMK di kapanewon tersebut sudah mendapatkan vaksinasi.
Berita Terkait
-
75 Orang di Sleman Positif Covid-19 Tertular Klaster Takziah Sedayu, Bupati: Jangan Ngeyel
-
Klaster Takziah di Sedayu Meluas, Kasus COVID-19 DIY Tertinggi Nasional
-
Ribuan SD di Tangerang Mulai Gelar Pembelajaran Tatap Muka Hari Ini
-
Klaster Takziah Makin Meluas, Seluruh Sekolah di Sedayu Ditutup
-
Update Klaster Takziah: Guru MAN 1 Bantul dan Guru TPA di Sanden Jalani Tracing
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
'Jangan Main-main dengan Hukum!' Sultan HB X Geram Korupsi Seret Dua Mantan Pejabat di Sleman
-
Rektor UII Pasang Badan: Jamin Penangguhan Penahanan Aktivis Paul yang Ditangkap di Yogyakarta
-
Sisi Gelap Kota Pelajar: Imigrasi Jogja Bongkar Akal-akalan Bule, Investor Bodong Menjamur
-
Jejak Licik Investor Fiktif Yordania di Jogja Terbongkar, Berakhir di Meja Hijau
-
Waspada! BPBD Sleman Ingatkan Bahaya Cuaca Ekstrem di Oktober, Joglo Bisa Terangkat Angin