SuaraJogja.id - Meski pedagang kaki lima (PKL) Malioboro meminta penundaan relokasi ke selter sementara dan sudah meminta bantuan LBH Yogyakarta, Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menyebut akan tetap melaksanakan pemindahan di Januari 2022.
Keptusuan itu sesuai instruksi Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X, proses relokasi tidak boleh ditunda-ditunda. Namun, Haryadi tidak menyebut tanggal pasti relokasi pedagang.
"Januari ya, entah pertengahan, atau akhir, ya nanti kita lihat segala sesuatunya. Kalau tidak besok, ya lusa, atau bisa minggu depannya. Tetapi, penataan ini harus dilakukan," kata Haryadi kepada wartawan, Rabu (12/1/2022).
Pemkot sama sekali tidak berniat menunda-nunda upaya relokasi. Namun, harus ada kepastian dan kesiapan tempat relokasinya terlebih dahulu, terutama di bekas Gedung Kantor Dispar DIY.
"Kita tak bermaksud menunda, sekarang kita lihat dulu, tidak mungkin begitu saja kita pindahkan, sebagai akuntabilitas kebijakan juga. Kita sekarang harus menyaksikan kelayakannya. Toh, ini bulannya saja belum ganti, masih bisa lah (relokasi) Januari," ujarnya.
Lebih lanjut, ia berharap, para pedagang tidak perlu resah meski bakal dipindahkan dalam waktu dekat. Pasalnya ia optimistis, di tempat baru nanti pedagang tidak akan kehilangan pendapatan.
"Nanti kalau pedagangnya sudah kumpul di situ, jadi satu, pasti ada pengunjung yang datang. Jangan khawatir, tenang, rezeki sudah ada yang ngatur," ungkapnya.
Menurut dia, kewajiban Pemkot Yogyakarta untuk membuat kawasan Malioboro tetap ramai. Maka dari pengadilan perekonomian para pelaku usaha di sana terus bergeliat. Pihaknya juga berupaya mendorong promosi pedagang di lokasi baru.
"Tugas Wali Kota itu meramaikan Malioboro ya, tidak malah membuat sepi. Meski ada pergeseran, konsep pemasaran di tempat itu menjadi tanggung jawab saya. Kita hanya mengatur, agar tidak semrawut saja," terang Haryadi.
Baca Juga: Tak Hanya Pemda, Paguyuban Juga Disebut Kurang Transparan Soal Relokasi PKL Malioboro
Terpisah, salah seorang pedagang Malioboro Supriyati mengatakan tidak menolak dengan adanya relokasi itu. Namun kebijakan dan sosialisasi yang dilakukan Pemkot dan Pemda DIY terlalu cepat.
"Kami tidak menolak, tapi setidaknya pemerintah bisa terbuka untuk relokasi ini. Selain itu kalau dipindahkan ke selter yang sifatnya sementara, ada kemungkinan kita dipindahkan lagi kan?," ujar Supriyati.
Berita Terkait
-
Tak Hanya Pemda, Paguyuban Juga Disebut Kurang Transparan Soal Relokasi PKL Malioboro
-
Pemda DIY Disebut Tak Transparan, LBH Jogja Buka Rumah Aduan bagi PKL Malioboro
-
Relokasi PKL Malioboro Dipastikan Akhir Januari
-
Jadwal Tak Diundur, Relokasi PKL Malioboro Dipastikan Bulan Ini
-
Pemindahan PKL Malioboro ke Selter Urung Jelas, Ini Kata Pemkot Yogyakarta
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Bidik Peningkatan Kunjungan Wisatawan Mancanegara, Pemkot Jogja Dorong Tambahan Direct Flight
-
Usai Viral Sebut Jokowi Bukan Alumni, Layanan LISA AI UGM Tak Bisa Digunakan
-
Gudeg Legend di Jogja Sediakan Makanan Gratis, Sajikan Menu Nusantara untuk Perantau Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Jogja: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
UGM Buka Peluang Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera