SuaraJogja.id - Jogja Police Watch (JPW) menyoroti adanya peran senior serta alumni yang diketahui hadir dalam aksi-aksi kejahatan jalanan di Yogyakarta. Pihaknya memberikan opsi kepada pemerintah serta polisi untuk memberi kegiatan positif para senior dan alumni yang pernah tergabung dalam geng sekolah.
"JPW menawarkan beberapa cara kepada pemerintah dengan harapan dapat memutus mata rantai kejahatan jalanan atau klithih ini. Hal itu juga berkaitan dengan rencana Pemda membangun fasilitas rehabilitasi bagi anak nakal di Pundong, Bantul," ujar Aktivis JPW, Baharuddin Kamba dihubungi wartawan, Minggu (17/4/2022).
Pertama, kata Kamba pemerintah dapat melakukan pemetaan dan pendataan para "alumni" atau senior yang tentunya berpengaruh di geng sekolah atau geng pelajar.
Kedua lanjut dia, melakukan pengenalan atau silaturahmi kepada para alumni atau senior yang didata memiliki andil kuat dalam sebuah geng sekolah.
"Tentunya pengenalan ini butuh waktu yang tidak sebentar dan tidak ujug-ujug bisa. Peran pihak lain dibutuhkan dalam cara kedua ini," ujar dia.
Ketiga adalah mengalihkan aktivitas kenakalannya dengan memberi keterampilan berupa hal positif. Seperti penguatan ekonomi, selain sibuk dengan aktivitas itu, penghasilan para senior dan alumni ini bisa bermanfaat.
"Yang terakhir juga perlu dilakukan yaitu bicara langsung kepada senior itu lebih intens lagi. Terutama akibat dari kekerasan jalanan yang mengakibatkan nyawa korban melayang," ujar dia.
Bukan tanpa alasan, dari penilaian JPW, alumnus yang sebelumnya masuk sebagai anggota geng sekolah, mengarahkan adik kelasnya untuk berani melukai orang.
"Pelaku kejahatan jalanan atau klithih selama ini lebih takut bahkan lebih patuh dan lebih manut (tunduk) kepada senior atau alumni ketimbang pada orangtua atau sekolah," katanya.
Hal itu juga dibenarkan Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi. Salah satu kasus yang terjadi di wilayah Warungboto, Umbulharjo dengan korban bernama Tegar Leonando, 12 Januari 2022. Para pelaku telah ditangkap dan diketahui bahwa memang ada proses pembelajaran dari seniornya.
"Kasus dua bulan lalu (Januari) di Umbulharjo itu sudah terungkap. Itu pelakunya dalam kelompok laki-laki yang bergerombol. Jadi ada proses pembelajaran juga dimana seniornya itu menjadi pengemudi juniornya. Junior ini di belakang dibonceng," kata Ade Ary kepada wartawan, Rabu (6/4/2022).
Dalam situasi itu, Kata Ade Ary, senior menantang junior untuk melukai orang yang ditemui.
"Dia disuruh sama seniornya untuk memegang alat. Mereka seperti patroli pukul 02.00-03.00 WIB. Dan saat mereka itu ketemu kelompok lain, menantang 'berani tidak kamu', ditantang begitu. Ini ada proses pembelajaran juga disitu di kelompok mereka," katanya.
Berita Terkait
-
Soroti Maraknya Aksi Kejahatan Jalanan, Pakar UGM Sebut Dinamika Saat Pandemi Ikut Memengaruhi
-
Ternyata Kejahatan Jalanan Timpa Driver Ojol Cuma Prank, Polresta Jogja Bawa Korban ke Kantor Polisi
-
Kejahatan Jalanan Dikhawatirkan Ganggu Pariwisata, Dispar Bantul Bakal Bentuk Tim Keamanan
-
Driver Ojol Diduga Alami Kejahatan Jalanan di Dekat Mirota Kampus, Mata Luka hingga Hampir Buta
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
Terkini
-
PAD Mandek, Belanja Membengkak: Bantul Cari Jurus Jitu Atasi Defisit 2026
-
MJO Aktif, Yogyakarta Diprediksi Diguyur Hujan Lebat, Ini Penjelasan BMKG
-
Hindari Tragedi Keracunan Terulang! Sleman Wajibkan Guru Cicipi Menu MBG, Begini Alasannya
-
PTS Akhirnya Bernapas Lega! Pemerintah Batasi Kuota PTN, Yogyakarta Jadi Sorotan
-
Kisah Diva Aurel, Mahasiswi ISI Yogyakarta yang Goyang Istana Merdeka