Keluarga menginginkan Ndalem Mijosastran saat dipindah bentuknya masih satu kesatuan utuh sebagai limasan. Saat dibangun kembali kala direlokasi, kembali utuh pula.
"Agar tidak berubah fungsi dan filosofinya. Kalau tidak utuh ada yang hilang, tidak sesuai aslinya," kata dia.
Wid menyebut, sebuah limasan Jawa memiliki empat 'sirah'. Terdiri dari rumah pokok, gandhok, pringgitan dan dapur, sumur dan kamar mandi.
Hingga kini, belum ada titik temu atas belum adanya kesepakatan pembebasan lahan di Ndalem Mijosastran.
Baca Juga: Laga Perdana Tak Mudah, PSS Sleman Tingkatkan Power di Pantai Depok
"Bagian rumah yang terdampak tol itu separuhnya," ucapnya.
Keluarga Rela Asalkan Sesuai Kesepakatan Awal
Wid mengungkap, awal-awal ia tahu Ndalem Mijosastran terkena tol, ia sudah berkirim surat ke Bupati Sleman, Dinas Kebudayaan Sleman, Gubernur DIY agar bisa mempertahankan cagar budaya tersebut.
Tapi karena tidak bisa, maka keluarga merelakan rumah bersejarah itu direlokasi. Asalkan, kesepakatan yang sudah ada di awal dilaksanakan oleh kedua belah pihak, keluarga dan tim proyek tol Jogja-Bawen.
"Kami tidak menentang proyek tol ini, tidak. Kami sebagai warga negara taat mendukung, karena ini demi kepentingan negara. Asalkan asas kemanfaatan untuk masyarakat juga tidak hilang dan kelestarian juga terjaga," sebutnya.
Baca Juga: Pelatih PSS Sleman Sebut Laga Perdana Liga 1 Tidak Mudah
Ia menyebut, dalam konteks ini, pemerintah punya dua kewajiban yang tidak bisa berat sebelah dalam mengimplementasikannya.
"Pertama, melanjutkan pembangunan infrastruktur. Tapi ada juga kewajiban melestarikan cagar budaya. Tidak boleh membeda-bedakan, harus ada komitmen melestarikan," tegasnya.
Salah Satu Hartanya Terancam Digeser Tol, Ini Tanggapan Pemkab Sleman
Kala dijumpai di lokasi berbeda, Kepala Seksi Warisan Budaya Benda Dinas Kebudayaan Sleman Endah Kusuma Wardani mengatakan, Ndalem Mijosastran diperkirakan dibangun pada 1930.
Karena terdampak tol, maka bangunan cagar budaya tersebut akan dipindahkan, bukan dihancurkan.
"Ada kepentingan negara yang lebih besar. Selagi tidak hancurkan dan menghapus, masih kami bolehkan
Keluarga masih mau mempertahankan, dari pihak pemerintah [proyek tol] juga tidak dihancurkan," tambahnya.
Berita Terkait
-
Kemenang Sebut Pengurusan Berkas Administrasi Pelepasan Tanah Wakaf Terdampak Tol Jogja-Bawen Masih Mandeg
-
SD Banyurejo 1 Bakal Tergusur Proyek Tol Jogja-Bawen, Purnomo Mengenang: Sekolah Ini Dibangun Oleh Keringat Siswanya
-
Empat Tanah Wakaf Tergusur Tol Jogja-Bawen Akan Diruislag, Kemenag: Kami Harus Antisipasi Dampak Sosial
-
Pihak Tol Jogja-Bawen Pastikan Sekolah Tak Dibongkar Sebelum Ada Bangunan Pengganti
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
Liburan Sekolah, Sampah Menggila! Yogyakarta Siaga Hadapi Lonjakan Limbah Wisatawan
-
Duh! Dua SMP Negeri di Sleman Terdampak Proyek Jalan Tol, Tak Ada Relokasi
-
Cuan Jumat Berkah! Tersedia 3 Link Saldo DANA Kaget, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan
-
Pendapatan SDGs BRI Capai 65,46%, Wujudkan Komitmen Berkelanjutan
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh