Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 10 Agustus 2022 | 11:39 WIB
Papan informasi kawasan proyek pembangunan jalan tol Jogja-Bawen, Seksi 1, di Margodadi - Margokaton, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman. (kontributor/uli febriarni)

SuaraJogja.id - Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) menyebut, rekomendasi teknis untuk beberapa seksi jalan tol yang melintas di kawasan Selokan Mataram, sudah diterbitkan. 

Hal itu dinyatakan Kepala BBWSSO Dwi Purwantoro, Selasa (9/8/2022). Ia sekaligus menegaskan bahwa, setiap bangunan yang melintasi bangunan sumber daya air, baik itu selokan, sungai dan lainnya, harus ada rekomendasi dari BBWSSO.

Pasalnya, pengelolaan irigasi dan kawasan air menjadi kewenangan BBWSSO. BBWSSO memiliki tanggung jawab dan kewenangan atas wilayah tersebut, di seksi 1-6 jalur tol Jogja-Bawen.

"Yang wilayah kami seksi 1-5 itu, sudah selesai semua rekomendasi teknisnya di seksi 1 yang wilayah Jogja," tuturnya. 

Baca Juga: Ditikam Orang Tak Dikenal di Selokan Mataram, Dua Pria Tewas

"Sudah ada koordinasi dengan Borobudur. Jadi kalau untuk wilayah sungai dan air itu kami, tapi kan ada yang ke Borobudur dan sekitarnya juga," lanjutnya.

Ia mengungkap, melihat kondisi itu maka yang mengeluarkan rekomendasi teknis pembangunan tol di kawasan seksi 1-6 bukan hanya BBWSSO. Melainkan juga pihak pengelola Borobudur sebagai cagar budaya terdampak. 

Dwi menyebut, total ada tiga seksi tol Jogja-Bawen yang sudah keluar rekomendasi teknis pembangunannya, dan bisa dimanfaatkan untuk memulai pembangunan tol di kawasan Borobudur dan sekitarnya.

Antara lain rekomendasi teknis untuk jalur tol yang akan didirikan di seksi 1, seksi 3 dan seksi 4.


"Yang dua [dua seksi lain] masih menunggu dari Borobudur. Ini untuk [tol] Jogja-Bawen, untuk [seksi] Jogja-Solo masih dalam pembahasan," terangnya.

Baca Juga: Lama Kosong, Ini Kumpulan Cerita Horor Netizen Lewati Rumah Selokan Mataram

Ia menjelaskan, wilayah Selokan Mataram yang dilalui tol tak sampai mencapai 90%. Namun ia memastikan, Selokan Mataram adalah cagar budaya yang eksistensinya tidak boleh terusik. Sehingga bila ada pembangunan apapun di sekitar Selokan Mataram, bukan hanya rekomendasi teknis, pelaksana proyek juga harus mengantongi izin Gubernur DIY. 

Rekomendasi teknis diperlukan untuk mencegah terjadinya banjir di area sungai dan Selokan Mataram, khususnya bila terimbas proyek.

"Menghindari yang dulu-dulu, jangan sampai terjadi banjir lagi. Bangunannya yang kita buat terlalu kecil, lalu terjadi bottle neck, banjir di kanan kirinya," tutur Dwi. 

Sementara itu menurut dia, jaminan agar antisipasi kerusakan tidak terjadi, telah dilakukan dengan membuat kesepakatan bersama perusahaan pemerintah pelaksana proyek tol.

Selain punya rekomendasi teknis sebelum pekerjaan berlangsung, pelaksana proyek harus memiliki surat pernyataan sanggup mengembalikan kondisi seperti sebelum dilaksanakan kegiatan.

"Mungkin saat kegiatan ada sedikit mengganggu bangunan irigasi, jalan, sungai. Tapi nanti setelah selesai dikembalikan," terangnya.

Pihaknya juga mengklaim telah menghitung potensi terjadinya banjir di kawasan setempat, bila ada bangunan berkonstruksi melintang.

"Kami sudah hitung Q50, jadi debit air 50 tahunan itu tidak akan terjadi banjir. Artinya dalam 50 tahun hanya terjadi 1 kali banjir," kata Dwi.

Sebelumnya diberitakan, jalan tol Jogja-Bawen dibangun dengan total panjang 75,82 Km, menghubungkan wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Ruas jalan tersebut terdiri dari 68,17 Km berada di Jawa Tengah dan 7,65 Km sisanya ada di DIY. Jalan tol ini terdiri dari enam seksi.

Rinciannya, seksi 1 menghubungkan Sleman-Banyurejo sepanjang 8,25 Km.

Seksi 2, Banyurejo-Borobudur sepanjang 15,26 Km.

Seksi 3 Borobudur-Magelang sepanjang 8,8 Km.

Seksi 4 Magelang-Temanggung sepanjang 16,26 Km

Seksi 5 Temanggung-Ambarawa sepanjang 22,56 Km.

Seksi 6 meliputi jalur Ambarawa-Bawen sepanjang 5,21 Km. 

Kontributor : Uli Febriarni

Load More