Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 31 Agustus 2022 | 14:57 WIB
Sejumlah warga sedang berkonsultasi dengan pihak pemrakarsa proyek tol Jogja-Bawen, di Balai Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Mlati, Rabu (31/8/2022). (kontributor/uli febriarni)

SuaraJogja.id - Jumlah kebutuhan lahan tambahan untuk proyek tol Jogja-Bawen di Kabupaten Sleman, yang sebelumnya berada pada angka 18 Hektare (Ha), kini mencapai 23 Ha. 

Pejabat Pembuat Komitmen Tol Jogja-Bawen Mustanir mengungkap, jumlah tersebut masih perkiraan dan terus didata. Jumlah kebutuhan lahan tambahan baru akan klir usai dilakukan konsultasi publik. 

"Di dokumen kami 23,7 Ha, masih plus-minus, kira-kira. Kalau untuk lokasi [menyinggung] Selokan Mataram saja, saya belum bisa konfirmasikan jumlahnya. Tapi untuk keseluruhan penambahan di Kabupaten Sleman seksi I sekitar 750 bidang," sebut dia, kala ditemui di Balai Kalurahan Tirtoadi, Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman, Rabu (31/8/2022). 

Mustanir menyebut, nantinya lahan tambahan yang dibutuhkan itu, --termasuk yang menyinggung Selokan Mataram--, membentang mulai dari Kalurahan Tirtoadi, Kalurahan Banyurejo, Kapanewon Tempel dan Kapanewon Seyegan. 

Baca Juga: Progres Konstruksi Capai 1 Persen, Tanah Desa Terdampak Tol Jogja di Mlati Mulai Pemberkasan Persiapan Pelepasan

Untuk detail kawasan terdampak baru bisa lebih jelas diketahui pascakonsultasi publik. Hanya saja secara umum, Mustanir beberapa padukuhan yang terdampak yakni Pundong, Sanggrahan, Jamblangan. 

Beberapa bidang dari yang terdampak sebagai tambahan ini, akan ada yang digunakan untuk lokasi kantor baru Badan Pengatur Jalan Tol Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 

Di saat yang sama ia mengatakan, saat ini, dari jumlah lahan total yang diperlukan untuk tol Jogja-Bawen, pihaknya sudah membebaskan 95,1% bidang di antaranya. 

"Kalau terkait luasannya, baru 85 persen lebih. Kalau [ditambah] penambahan dan dipersentasekan dengan ukuran penambahan bidang, itu masih 66 persen," terangnya. 

Ia menargetkan 2023 pembebasan lahan bisa selesai seluruhnya, termasuk di dalamnya pembebasan tanah desa dan tanah berkarakter khusus lainnya. 

Baca Juga: Tol Jogja-Solo Punya Jalur Khusus Sepeda, Disiapkan Dua Lajur

Kepala Kundha Niti Mandala sarta Tata Sasana (Dinas Pertanahan dan Tata Ruang) Daerah Istimewa Yogyakarta Krido Suprayitno menyatakan, hari ini sudah terbentuk tim persiapan penambahan lahan.

Kebutuhan penambahan lahan direncanakan untuk mendukung konstruksi tol Jogja-Bawen, yang menyinggung Selokan Mataram sebsagai cagar budaya.

Dengan demikian, baik pemerintah maupun pemrakarsa proyek tol memulai rencana tersebut dengan sosialisasi.

"Hari ini dilaksanakan di Tirtoadi, jadwal pertama. Karena di Tirtoadi merupakan yang paling strategis pengalamannya. Lokasi ini terdampak [tol] Jogja-Solo, Jogja-Bawen dan Jogja-YIA," kata dia.

Krido menuturkan, dalam tahap pertama pelaksanaan kegiatan penambahan lahan, pihaknya sudah menyampaikan kepada warga terdampak, bahwa sudah ada kesepakatan dengan PPK agar ada penyelesaian dalam waktu cepat.

Sementara untuk menuju tahap kedua, maka tahap pertama harus selesai lebih dahulu. Baru kemudian diikuti persiapan untuk penambahan lahan tahap kedua secara paralel. 

Setelah tahap tersebut, maka akan digelar konsultasi publik, dalam waktu dua pekan mendatang. Di saat itu, warga terdampak juga harus sudah memberikan surat kesepakatan atas rencana penambahan lahan. 

"Apakah sepakat atau tidak, di surat itu nanti," kata dia. 

Kontributor : Uli Febriarni

Load More