Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 22 September 2022 | 12:54 WIB
ilustrasi pencemaran sungai. [Iqbal Asaputra / Suarajogja.id]

Temuan indikasi pencemaran bakteri E-Coli di satu sumur beberapa tahun lalu pun tak berpengaruh banyak terhadap penggunaannya. Sejumlah warga tetap menggunakan air sumur itu untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari, mulai dari cuci, mandi hingga konsumsi.

"Enggk ada (yang spesifik terdampak). Ya itu tadi mungkin sudah adaptif itu tadi. Airnya juga diolah tidak ada yang langsung diminum," terangnya. 

"Masyarakat mengkonsumsi biasa dan tidak ada masalah. Kualitas air yang dikonsumsi masyarakat tidak berpengaruh pada kesehatan masyarakat," ujarnya.

Kendati demikian, Ari tak memungkiri bahwa sosialisasi terkait dengan kualitas air bersih itu masih kurang menyasar warga di bantaran Sungai Code khususnya. Padahal menurutnya hal itu diperlukan agar masyarakat juga memahami kondisi yang ada.

Baca Juga: Peringati Hari Perhubungan Nasional, Dishub Kota Yogyakarta Bersihkan Rambu Lalu Lintas dari Aksi Vandal

Apakah memang kualitas air yang mereka gunakan itu benar-benar bersih atau tidak, apakah kemudian layak dikonsumsi hingga seberapa tercemar kondisi air di lingkungan mereka. Informasi itu dinilai penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kebersihan lingkungannya, terutama terkait dengan air.

"Ya kalau sosialisasi terkait air ya saya rasa masih kurang ya. Jadi bahkan kalau perlu pemerintah bisa membuat semacam petunjuk praktis bagaimana mengetahui air itu 'tidak layak konsumsi' itu penting. Tidak hanya mereka ambil sampelnya lalu dibawa ke lab terus kita enggak tahu kemana," pungkasnya. 

Semua Sungai di Kota Kualitasnya Buruk

Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Very Tri Jatmiko tidak tanggung-tanggung menyatakan bahwa kualitas semua air sungai di wilayahnya sudah buruk. 

Diketahui bahwa di Kota Yogyakarta terdapat tiga sungai yang membelah wilayah kota dan sangat dekat dengan permukiman warga yaitu Sungai Gajah Wong di sebelah Timur, Sungai Code di bagian Tengah dan Sungai Winongo di bagian Barat.

Baca Juga: BLT Kompensasi Kenaikan Harga BBM di Kota Yogyakarta Mulai Disalurkan, Dipusatkan di Tiga Kantor Pos Ini

"Kalau air sungai itu memang sudah jelek. Gajah Wong, Code, Winongo bahkan di embung juga kualitasnya sudah jelek," kata Very ketika ditemui Senin (5/9/2022). 

Seorang warga memancing di bantaran Sungai Code yang berada tepatnya bawah Jembatan Gondolayu, Kota Yogyakarta. [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

Kondisi itu bukan tanpa isapan jempol belaka. Very menjelaskan DLH Kota Yogyakarta telah mengambil sejumlah sampel dari beberapa tempat mengalirnya air di wilayahnya termasuk tiga sungai besar itu setiap tahunnya. 

Berdasarkan hasil pengujian beberapa sample pada tahun 2021 kemarin kondisi air tanah di Kota Yogyakarta berdasarkan hasil perhitungan status mutu air terhadap parameter yang diuji adalah cemar ringan. 

Perhitungan status mutu air tanah itu dilakukan dengan menggunakan metode IP serta baku mutu Permenkes Nomor 32 tahun 2017.

"Ada pemeriksaan fisik dan kimia. Secara umum konsentrasi parameter fisik berada di bawah baku mutu. Fisik itu ada kekeruhan, warna, dia bisa dilihat. Kalau pengukuran kimia ada sendiri," ujarnya.

Memang kondisi yang ditemukan adalah cemar ringan. Namun hal itu dilihat dari semua parameter yang diujikan tadi. Beda hasil jika kemudian parameter itu dilihat secara satu persatu.

Load More