Ada pula treatment atau penanganan secara kimia dengan klorinasi. Dalam metode ini air dipaparkan dengan klorin atau bahasa awam dikenal dengan kaporit dengan dosis yang sesuai.
Hal itu akan berfungsi untuk membunuh bakteri yang ada di dalam air sehingga setelah itu baru bisa digunakan.
"Cuma kalau dengan klorinasi biasanya masyarakat kita masyarakat Kota Jogja atau Jawa itu kata mereka, 'wah mambu kaporit' jadi kadang-kadang itu kata mereka mengubah rasa itu," ungkapnya.
"Padahal sebenarnya treatment klorinasi ini yang digunakan oleh PDAM. Itu mengapa air PDAM berbau kaporit itu memang treatment-nya sebelum dialirkan didistribusikan ke masyarakat mereka melakukan pengolahan dulu dari air bakunya. Diolah menggunakan klorinasi dengan kadar yang sesuai sehingga bakterinya dipastikan mati. Kemudian baru dialirkan ke masyarakat," sambungnya.
Walaupun begitu, kata Wara, air PDAM yang sudah diklorinasi tetap harus diolah dulu sebelum dikonsumsi. Pengolahannya tetap sama yakni dengan perebusan tadi.
Pengolahan dibutuhkan sebagai antisipasi kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada pipa-pipa atau kran penyaluran air itu. Sehingga memang untuk lebih aman adalah tetap diolah dengan direbus terlebih dulu.
"Amannya memang kalau mau dikonsumsi ya direbus dulu. Itu paling gampang," tegasnya.
Selain pengolahan tadi, Wara menambahkan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat berkaitan juga dengan perilaku masyarakatnya. Perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungan sekitar itu harus menjadi budaya di masyarakat.
"Harapannya, apa-apa yang digunakan untuk mendukung kehidupan itu juga akan sehat termasuk kondisi lingkungannya. Kalau kita sudah berbudaya bersih dan sehat dan kita terapkan dimana pun. Jadi untuk diri kita sendiri dan untuk lingkungan itu akan mempengaruhi derajat kesehatan kita sebagai penghuni yang ada di lingkungan itu," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Air Mineral Juga Bisa Tercemar, Kenali Ciri-cirinya di Sini!
-
Tercemar Bakteri E-Coli Secara Merata, Bagaimana Dampaknya ke Ekosistem di Sungai Kota Jogja?
-
Sungai Oder Diduga Tercemar Limbah Beracun, Jerman dan Polandia Lakukan Penyelidikan
-
Beginilah Kondisi Air Sungai di Desa Margasari Purwakarta yang Tercemar TPA
-
Pejabat Ini Nekat Minum Air Sungai Tercemar Demi Pembuktian ke Masyarakat, Ujungnya Dilarikan ke Rumah Sakit
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
Terkini
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?
-
Jemaah Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf Ungkap Penyebab Calon Haji Terlantar di Arafah
-
Beda dari Tahun Lalu, Ini Alasan Grebeg Besar 2025 Yogyakarta Lebih Tertib dan Berkah
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi