Beruntung salah satu komite SMAN 1 Wates yang ada di sana berhasil menenangkan situasi. Kemudian, Agung sempat meminta keluar ruangan tapi tak diperbolehkan.
"Saya hanya bisa terdiam. Kemudian saya minta keluar tetapi ada salah satu oknum dari satpol pp yang bilang 'kamu enggak akan bisa keluar sebelum kamu memberikan jawaban apa yang sebenarnya terjadi dan motif kamu apa' begitu," ungkapnya.
Hingga kemudian akhirnya Agung diperbolehkan untuk meninggalkan lokasi.
"Sebelum pulang saya menjabat tangan mereka tapi dalam hati 'saya sakit hati sama kalian', akhirnya saya sampai di pintu lari ambil motor dan lari begitu saja," imbuhnya.
Dalam hal ini, Agung mempertanyakan kewenangan Satpol-PP untuk mengurusi seragam di SMAN 1 Wates. Kemudian, lanjutnya, jika pihak sekolah menyatakan bahwa pertemuan itu hanya musyawarah atau mediasi mengapa harus Satpol-PP.
"Jarak SMAN 1 Wates ke kantor Satpol PP sekitar 1 km, tapi jarak sma ke Balai Dikmen itu hanya 200 meter dan juga melewati tempat itu. Kalau kalian mau mediasi kenapa jauh-jauh, di situ ada lembaga yang berwenang untuk mediasi yakni Balai Dikmen Kabupaten Kulon Progo," ungkapnya.
Agung menegaskan bahwa tindakannya itu bukan semata-mata untuk dirinya sendiri. Namun untuk wali murid lain yang tidak berkecukupan.
"Ada orang tua yang miskin dan harus bekerja memeras keringat dan membanting tulang untuk mendapatkan uang 1,7 agar putranya bisa mendapat seragam seperti teman-temannya yang lain. Kalian itu guru pendidik tapi kok tidak punya hati nurani. Satu kata terakhir, tidak ada anak yang tertinggal untuk mendapatkan pendidikan hanya karena seragam," pungkasnya.
Baca Juga: Dugaan Penyekapan dan Intimidasi Wali Murid di Kulon Progo Mulai Ditindaklanjuti Polda DIY
Berita Terkait
-
Dugaan Penyekapan dan Intimidasi Wali Murid di Kulon Progo Mulai Ditindaklanjuti Polda DIY
-
Kritik Pengadaan Seragam Sekolah Negeri, ASN di Kulon Progo Diduga Disekap hingga LBH Turun Tangan
-
Pembagian Seragam Sekolah di Balikpapan Belum Ada Tanda-tanda, Siswa SMP Masih Ada yang Pakai Baju SD
-
Seragam Praktik SMK Ini Mirip Baju Tahanan, Dikira Warganet Napi Kabur Massal
-
Praktik Jual-Beli Seragam di Sekolah Masih Ditemukan, Pukat UGM: Bisa Dijerat Pasal Korupsi
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Hentikan Pemburu Rente, Guru Besar UGM Nilai Program MBG Lebih Aman Jika Dijalankan Kantin Sekolah
-
Satu Kampung Satu Bidan, Strategi Pemkot Yogyakarta Kawal Kesehatan Warga dari Lahir hingga Lansia
-
Malioboro Jadi Panggung Rakyat: Car Free Day 24 Jam Bakal Warnai Ulang Tahun ke-269 Kota Jogja
-
Lebih dari Sekadar Rekor Dunia, Yogyakarta Ubah Budaya Lewat Aksi 10 Ribu Penabung Sampah
-
Wisata Premium di Kotabaru Dimulai! Pasar Raya Padmanaba Jadi Langkah Awal Kebangkitan Kawasan